Page 29 - E-Modul Kebijakan Cultuurstelsel Belanda di Karesidenan Madiun
P. 29
29
Periode Luas Hasil Nilai Jumlah Tenaga
(hektar) Panen Pembayaran Kerja (Jiwa)
(metrik (gulden)
ton)
1836-1840 6.904 7.898 252.465 42.780
1841-1845 7.412 9.756 301.151 39.591
1846-1850 2.840 4.042 65.610 16.186
1851-1855 1.704 6.659 160.619 15.356
1856-1860 2.840 10.421 388.241 18.098
1861-1865 2.840 7.921 356.499 16.065
1866-1870 2.840 7.568 299.207 27.556
1871-1875 2.840 13.649 530.096 32.815
1876-1880 2.796 19.178 603.293 13.112
Tabel 1.2 : Penanaman tebu di Karesidenan Madiun tahun
1836-1880
Indigo juga termasuk tanaman komoditas ekspor yang
dibutuhkan dalam industri tekstil, khususnya sebagai pewarna
pakaian. Pabrik indigo yang didirikan pemerintah Belanda di
wilayah Karesidenan Madiun, yaitu Pabrik Seloaji Madiun dan
Pabrik Jeruksing Ponorogo. Pada masa pelaksanaan
Cultuurstelsel, budidaya tanaman indigo di Karesidenan Madiun
termasuk kurang berhasil. Namun budidaya tersebut tetap
dipertahankan oleh pemerintah Belanda. Berikut adalah laporan
penanaman Indigo di Karesidenan Madiun tahun 1836-1865
(Margana, 2017:123).