Page 23 - E-Modul Kebijakan Cultuurstelsel Belanda di Karesidenan Madiun
P. 23

23






                     asisten  residen  berkedudukan  di  Madiun,  Ngawi,  dan


                     Ponorogo,  sekretaris  berkedudukan  di  kantor  karesidenan,

                     dan  bupati  berkedudukan  di  daerah  kabupaten  (Wulan,


                     2020:7).


                           Adapun  untuk  memperkuat  administrasi  Hindia


                     Belanda  di  Madiun  dan  mendukung  pelaksanaan

                     kebijakan  politik  ekonomi  Belanda,  pemerintah


                     Belanda melakukan reorganisasi wilayah dan birokrasi


                     pemerintahan  di  wilayah  Madiun.  Proses  awal


                     reorganisasi  tersebut  dimulai  pada  tahun  1832  dengan

                     pengangkatan L.de  Launy  sebagai  residen  pertama  Madiun,


                     bersama  tiga  asisten  residen  dan  dua  orang  controleur.


                     Selanjutnya,  diikuti  reorganisasi  wilayah  sebagai  upaya


                     menata kembali pembagian kawasan administrasi di Madiun.

                       Pemerintah  Belanda  mengurangi  jumlah  kabupaten


                     melalui  beberapa  resolusi  yang  telah  dikeluarkan.  Resolusi


                     pertama  diresmikan  pada  31  Agustus  1830  dengan

                     penghapusan 3 kabupaten dari 17 kabupaten. Resolusi kedua


                     pada  6  Juni  1832  No.  1  dengan  memisahkan  Pacitan  dari


                     wilayah keresidenan Madiun. Resolusi ketiga pada 22 Maret


                     1833 No. 1 dengan menghapus 6 kabupaten. Resolusi yang

                     terakhir  berupa  resolusi  yang  dikeluarkan  oleh  residen  E.


                     Francis  pada  7  Januari  1839  No.  3  dengan  membagi


                     keresidenan Madiun menjadi empat Afdeling yang berpusat di
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28