Page 29 - Buku Saku Koperasi Syariah

28


              













 





 ...       


"jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang[180] (oleh yang berpiutang). akan
tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya)” .

Dalam hadis Nabi juga ditemukan keterangan bahwa Rasulullah pernah
membeli makanan dari seoarang Yahudi dengan menggadaikan baju

besinya.

2) Aplikasi Rahn

Rahn dalam syariah memiliki dua makna, yaitu :
a) Fiducia : penyerahan penguasaan barang, tapi hanya dokumennya

saja yang ditahan. Barang masih digunakan oleh pemilik. Pada

lembaga keuangan, rahn digunakan sebagai akad tambahan atas

jaminan pembiayaan murabahah dimana lembaga keuangan dapat

menahan objek rahn sebagai konsekwensi dari akad yang telah
disepakati sehingga mengikat bagi pihak yang bertransaksi agar tidak

lalai dengan kewajibannya.

b) Gadai : penyerahan barang secara fisik, sehingga pemilik tidak dapat
menggunakannya lagi sebelum pinjaman dikembalikan. Konsep ini

diterapkan untuk jaminan atas pinjaman yang diberikan, sedangkan

barangnya dikuasai oleh bank.Atas dasar asas yang kedua, lembaga

keuangan menggunakan Rahn untuk menerima gadai emas.

Sedangkan keuntungan diperoleh dari biayasewa atas penyimpanan
emas yang dijadikan jaminan. bedanya dengan Pegadaian