Page 26 - Buku Saku Koperasi Syariah
P. 26
25
syariah merupakan penerima dana (pengelolal) yang akan mengelola
dana dengan cara menyalurkan dana kepada anggota koperasi syariah
lain. Keuntungan yang diperoleh oleh koperasi syariah akan dibagi
kepada anggota koperasi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Sementara itu, pada sisi financing, mudharabah diterapkan untuk
pembiayaan, baik pembiayaan modal kerja maupun investasi khusus
(mudharabah muqayyadah). Pada sisi financing ini koperasi syariah
bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana), sedangkan anggota
koperasi bertindak sebagai mudharib (pengelola dana) atau pengguna
dana, keuntungan akan dibagi sesuai dengan nisbah bagi hasil yang
telah disepakati di awal kontrak.
Contoh : Bagi hasil yang diterapkan pada pembiayaan mudharabah
misalnya anggota mengajukan pembiayaan mudharabah pada Koperasi
syariah untuk usaha peternakan. Koperasi syariah menyalurkan dana
untuk pembiayaan tersebut sebanyak Rp. 50.000.000,- dalam jangka
waktu 3 bulan. Nisbah bagi hasil yang disepakati adalah 47,6%, 52,4%
(47,6% untuk koperasi syariah, 52,4% untuk anggota koperasi). Usaha
tersebut menghasilkan keuntungan sebanyak Rp.6.250.000.00 maka
keuntungan masing-masing adalah:
Rumus Bagi hasil = keuntungan x nisbah
Keuntungan untuk koperasi syariah adalah Rp. 6.250.000 x 47,7 %= Rp.
2.975.000,-. Sedangkan keuntungan untuk tuan Cangota koperasi
adalah Rp. 6.250.000 x 52,4%= Rp.3.275.000,-.
D. TRANSAKSI PINJAM-MEMINJAM DALAM BENTUK PIUTANG QARDH DAN RAHN
a. Qardh (utang-piutang)
1) Pengertian dan Dasar Hukum
Qardh atau hutang piutang adalah akad tertentu atas penyerahan harta
kepada orang lain agar orang tersebut mengembalikan dengan nilai yang
sama. Akad qardh merupakan salah satu bentuk akad yang bersifat ta’awun