Page 114 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 114

Pengayaan Materi Sejarah


                menandakan  peran  aktif  Indonesia  sebagai  salah  satu  aktor  utama
                Dunia  Ketiga  pada  periode  1950-an.  Dalam  sejarah  dunia  untuk
                pertama  kalinya  negara-negara  Asia  dan  Afrika  yang  baru  merdeka  ,
                setengah  merdeka  dan  belum  merdeka,  berhasil  dikumpulkan  dalam
                satu meja mendiskusikan isu-isu dunia di tengah berkecamuknya perang
                dingin.  KAA  adalah  satu  peristiwa  sejarah  atau  momen  historis  yang
                penting  bagi  dunia  saat  itu  dan  sesudahnya  karena  memberikan  visi
                alternatif melampaui pandangan dua blok besar yang bertikai saat itu.
                Kekuatan    Dunia   Ketiga   pada   waktu    itu   berkumpul   untuk
                mempromosikan  terciptanya  tatanan  dunia  yang  lebih  adil  ,  humanis
                dan  damai  dengan  melawan  segala  bentuk  neokolonialisme/
                imperialisme dan menghargai hak asasi manusia semua  bangsa.

                        Ide-ide yang digaungkan oleh para pemimpin Asia-Afrika seperti
                penentuan  nasib  sendiri  /Self  Determination  ,  hak  asasi  manusia  dan
                perdamaian  dunia  sebetulnya  telah  berakar  kuat  dalam  jaringan
                solidaritas  gerakan  anti  kolonialisme  dan  anti  imperialisme  Asia-Afrika
                yang telah terbentuk sejak awal abad ke-20 ketika negara-negara Asia
                Afrika  masih  dikolonisasi  oleh  negara-negara  Eropa.  Persamaan  nasib
                dari  bangsa-bangsa  yang  tertindas  oleh  kekuatan  imperialisme  Eropa
                inilah yang mendorong terciptanya solidaritas dan terbentuknya secara
                gradual  jaringan  atau  networks  gerakan  anti  imperialisme  dan  anti
                kolonialisme global Asia Afrika.

                        Dalam pidato pembukaan KAA di Bandung,  yang berjudul “ Let
                a  New  Asia  Africa  be  Born”,  Soekarno  mengingatkan  kembali  peran
                penting  Konferensi  Liga  Anti  Imperialisme  dan  Penindasan  Kolonial  di
                Brussel (Belgia) tahun 1927 sebagai sebuah pondasi terbentuknya aliansi
                solidaritas  dari  negara-negara  Asia  Afrika.  Pada  Konferensi  ini  untuk
                pertamakalinya tokoh-tokoh pergerakan masa depan Asia Afrika seperti
                Mohammad Hatta dan Jawaharlal Nehru dari India, mengadakan kontak
                pertama  dan  membicarakan  isu-isu  tentang  imperialisme  di  masing-
                masing  negara  asal  mereka.  Tokoh-tokoh  besar  dunia  yang  menjadi
                patron dari konferensi ini antara lain peraih nobel Romain Rolland dan
                Albert  Einstein,  Soong  Ching  Ling,  janda  dari  pendiri    Kuomintang  Sun
                Yat Sen dan George Lansbury seorang teosofis dan tokoh Partai Buruh




                102
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119