Page 115 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 115

Inggris.   Konferensi ini dihadiri oleh 174 delegasi mewakili 134
                organisasi, partai politik atau asosiasi di 34  negara.

                        Kedua  tokoh  tersebut  sangat  terkesan  dengan  pertemuan  di
                Brussel  tersebut.  Hatta  menyatakan  dalam  tulisannya  di  surat  kabar
                Indonesia  Merdeka  majalah  milik  organisasi  Perhimpunan  Indonesia,
                bahwa  “belum  pernah  sebelumnya  dunia  mengadakan  konferensi
                seperti yang pernah diadakan disini (Brussels). Sedangkan Nehru sendiri
                begitu terpengaruh dengan konferensi ini. Dia mengakui bahwa Brussels
                memberikan  inspiransi  bahwa  kontak  terhadap  bermacam-macam
                gerakan  anti  kolonial  akan  mendorong  terciptanya  pemahaman  yang
                lebih  baik  terhadap  problem  dan  kesulitan  masing-masing  serta  akan
                mempererat hubungan yang akan membawa kesuksesan bagi semua”.

                        Disinilah pertama kalinya dia mempunyai ide untuk membentuk
                sebuah  “Federasi  Asiatik”.  Ide  tentang  terbentuknya  federasi  Asia  dan
                jaringan  yang  sudah  terjalin  antara  negara-negara  Asia-Afrika  inilah
                yang  memuluskan  langkah  Nehru  untuk  menyelenggarakan  Asian
                Relations  Conference  (Konferensi  Inter  Asia  I)  di  New  Delhi  1947.
                Dimana  untuk  pertama  kalinya  permasalahan  Indonesia  (konflik
                Indonesia-Belanda)  dibicarakan  di  forum  bangsa-bangsa  Asia  .  Bagi
                Sejarawan  konferensi  ini  adalah  langkah  penting  pembangunan
                kerjasama negara-negara Asia yang nanti muncul kembali pada periode
                Perang  Dingin  di  bawah  nama  “Colombo  Five”  yang  merupakan  lima
                negara penggagas dibelakang penyelenggaraan  KAA.
                        Relasi  yang  sudah  terjalin  dibawah  payung  pergerakan  global
                anti  kolonialisme  dan  imperialisme  memudahkan  negara-negara  Asia
                Afrika untuk berkumpul kembali di Bandung mendiskusikan isu-isu yang
                begitu dekat dan diperjuangkan mereka sejak mereka berada dibawah
                penindasan sistem imperialisme Eropa. Hasil KAA yang disebut Dasasila
                Bandung  berisi  pemikiran  tentang  penentuan  nasib  sendiri,  hak  asasi
                manusia,  demokrasi  dan  perdamaian  dunia  inilah  manifestasi  dari
                tujuan (raison d‟etre) kemerdekaan negara-negara Asia Afrika.
                        Selama  hampir  45  tahun  (empat  setengah  dasawarsa),  dunia
                dibelah menjadi dua kubu atau blok yang saling berkonfrontasi. Masing-
                masing blok mewakili pandangan hidup yang berbeda secara



                                                                                   1
                                                                                   0
                                                                                   3
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120