Page 315 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 315

Deklarasi  konferensi  merupakan  pernyataan
                                   dan  peran  mediator  perdamaian  secara  aktif  dari
                                   negara-negara  non  aligned  yang  secara  langsung
                                   atau  tidak  langsung  terhadap  negara-negara  besar.
                                   Konferensi Belgrado suatu landmark dari hubungan
                                   internasional  yang  ditandai  dengan  peralihan  masa
                                   dari  orde  dunia  lama  yang  berasas       pada
                                   kolonialisme  dan  imperialisme,  kepada  tatanan
                                   dunia  baru,  yang  didasarkan  kerjasama  antar
                                   bangsa-bangsa,  kemerdekaan,  persamaan  dan
                                   keadilan, sekalipun deklarasi ini tidak sejalan dengan
                                   prinsip dasar politik luar negeri Indonesia.
                                        Dengan  Konferensi  Ekonomi  Negera-Negara
                                   Berkembang     pada    bulan    Juli   1962     di
                                   Kairo.Konferensi   berhasil   merumuskan    suatu
                                   program    ekonomi     bagi   negara-negara   non
                                   alignment  dan  merupakan  kegiatan  yang  teratur
                                   dari  negara-negara  non  alignment  dalam  mencari
                                   penyelesaian    persoalan    perekonomian     dan
                                   pembangunan, dan dilanjutkan secara konkrit dalam
                                   United  Nations  Conference  for  Trade  and
                                   Development di Jenewa pada 1964.
                                        Pada  bulan  Oktober  1963,  Perdana  Menteri
                                   Bindrara  berkunnjung  ke  Kairo.  Hasil  kunjungannya
                                   melahirkan  gagasan  mengadakan  konferensi  non
                                   aligned II, dalam suatu joint statement dilanjutkan
                                   dengan  konsultasi  antar  duta  besar  Yogoslavia  dan
                                   Ceylon,  (consullarit  meeting)  tingkat  Duta  Besar  di
                                   Kabambo, pada 29 Maret 1964.
                                        Konferensi  (KTT)  non  aligned  diselenggarakan
                                   di  Kairo,  yang  dihadiri  oleh  47  negara,  termasuk
                                   Indonesia,  dua  peninjau  Persatuan  Afrika  di  Liga
                                   arab.

                                        Pada  konferensi  Kairo  ini  bertepatan  dengan
                                   mendinginnya  konflik  Moskow  –  Washing  tidak
                                   berarti, tugas konferensi ini lebih mudah, karena





                                                                                 303
   310   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320