Page 320 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 320

Pengayaan Materi Sejarah


                          diplomacy menjadi gunboat diplomacy pada 1961. Beberapa
                          pejabat  militer  dan  sipil  dikirim  ke  Uni  Soviet,  dengan  missi
                          untuk  memperoleh  bantuan  senjata  dan  pelatihan  personil
                          prajurit  ABRI.Uni  Soviet  memberikan  bantuan  alat  utama
                          sistim  senjata  dari  senapan  serbu,  persenjataan  artileri,
                          pesawat-pesawat  terbang  taktis  maupun  strategis,  kapal
                          selam dan satu destroyer. Pada 19 Desember 1961, Presiden
                          memberikan  komando  kepada  Angkatan  Bersenjata  dan
                          rakyat  untuk  berjuang  membebaskan  Irian  Barat  dari
                          cengkeraman  kolonialisme  Belanda  yang  terkenal  dengan
                          Trikora  (Tri  Komando  Rakyat).  Bagi  rakyat  Indonesia  Trikora
                          merupakan  panggilan  suci  (sacred  calling).Para  mahasiswa,
                          pemuda     dan   organisasi   masyarakat   dengan    ikhlas
                          menyiapkan  diri  untuk  memenuhi  perjuangan  suci  dengan
                          mengikuti pelatihan-pelatihan militer.

                                Insiden  bersenjata  di  laut  Aru,  pada  15  Januari  1961
                          membuka mata dunia bahwa Indonesia tetap teguh tekadnya
                          untuk membebaskan Irian Barat. Tiga motor torpedo (MTB),
                          tanpa  dilengkapi  dengan  torpedo  dengan  berani  berusaha
                          menerobos  pertahanan  Angkatan  Laut  Belanda  di  perairan
                          Irian  Barat.  Satu  kapal  motor  torpedo  tenggelam.Komodor
                          Josaphat  Sudarso  Deputy  Kepala  Staf  Angkatan  Laut  yang
                          berada di kapal Komando Macan Tutul gugur.

                                Rencana operasi (Renops) pembebasan Irian Barat telah
                          dipersiapkan  sejak  April  1961  oleh  Gabungan-gabungan
                          Kepala  Staf  yang  dipimpin  oleh  Menteri  Keamanan
                          Nasional/KSAD  Letnan  A.H.  Nasution,  yang  disebut  dengan
                          Plan  Operasi  Usaha  B  (militer).Sebelumnya  Staf  Umum  AD  I
                          (SUAD  I)  telah  melakukan  usaha-usaha  mengumpulkan
                          informasi,  dengan  menerjunkan  kelompok-kelompok  kecil
                          infiltran  ke  daerah  sasarannya,  seperti  yang  dilakukan  oleh
                          expedisi MTB. Para infiltran yang sukses melaporkan kondisi
                          medan,  cuaca,  kedudukan  musuh  dan  kondisi  masyarakat
                          dan membangun pangkalan perlawanan.

                                Selanjutnya  penyususnan  Rencana  Operasi  Gabungan
                          diserahkan  kepada  para  Wakil  Angkatan  dalam  Staf  GKS.
                          Mereka membentuk panitia penyusunan Rencana Operasi




                308
   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325