Page 321 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 321
Gabungan Irian Barat dipimpin oleh Deputi KSAD
Mayjen.A.Yani, dengan anggota-anggotanya Kolonel Udara
R.I.S. Wiryo Saputra (Asisten I/KSAU), Letkol Udara Sri
Mulyono Herlambang (Direktur Operasi AU), dan Letkol
Pelaut R. Soedomo.Panitia ini mengadakan rapat di Malang
pada 13 Juni 1961, untuk membahas Konsep Telaah Staf
yang telah diajukan oleh Kepala Staf Tjadangan Umum AD
(Tjaduad) Kolonel Achmad Wiranatakusumah.Dalam rapat ini
Telaah Staf Tjaduad diterima sebagai kertas kerja.
Pada 20 Juni 1961, panitia melangsungkan rapatnya
yang kedua. Dalam rapat ini Mayjen A.Yani menyampaikan
keinginan Presiden/Pangti, Telaah Staf tersebut disusun
kembali harus selesai sebelum 1 Juli 1961.Panitia penyusun
bekerja kembali selama 72 hari. Pada 1 Juni 1961, panitia
kerja menyerahkan hasil kerjanya :
Operasi B-1.Operasi militer terbuka dengan sasaran penuh,
merebut dan menduduki seluruh Irian Barat
dengan secepatnya untuk memperoleh
kekuasaan de facto.
Operasi B-2.Operasi militer dengan sasaran terbatas, untuk
merebut dan mempertahankan bagian Irian
Barat; untuk menimbulkan suasana politik
serta mendapatkan basis depan untuk
merebut seluruh Irian Barat.
Operasi B-3.Melakukan infiltrasi militer untuk memperoleh
pangkalan guna serangan selanjutnya.
Pilihan jatuh pada Operasi B-1, yang dianggap
terbaik.GKS menyarankan Operasi B-1 yang digunakan untuk
membebaskan Irian Barat, karena perkembangan politik dan
diplomasi.Operasi B-1 tertunda hampir enam bulan,
sekalipun persiapan operasi dilakukan secara terus-menerus.
Pada 11 Desember 1961, dibentuk Dewan Pertahanan
Nasional (Depertan) atas usul Menteri Keamanan
Nasional/KSAD Jenderal A.H. Nasution. Anggota Depertan
berjumlah 14 orang, yang dipimpin oleh Presiden Soekarno
dengan dibantu oleh dua orang Deputy, yaitu Menteri
309