Page 318 - PENGAYAAN MATERI SEJARAH
P. 318
Pengayaan Materi Sejarah
Akibat tertundanya agenda Konferensi Asia
Afrika II, mulai dirintis kembali di Kairo pada 1964
diadakan pertemuan puncak mini dihadiri oleh RRT,
Pakistan dan RPA. Falsafah politik yang menjadi
dasar dari Dasasila Bandung dengan falsafah non
alignment memang berbeda, namun keduanya
saling mengisi.Fungsinya sebagai forum atau alat
politik bagi negara-negara yang baru berkembang
dan negara-negara yang baru merdeka, forum non
alignment ternyata lebih luas dibandingkan dengan
konferensi yang pesertanya terbatas pada letak
geografi (Asia – Afrika) saja.
Konsep gotong royong internasional atau
samenbundeling van alle internationale krachten,
yang diintroduksi oleh Presiden Soekarno melalui
ofensif revolusioner dan konfrontasi terus menerus
terhadap Nekolim, KOnferensi tidak dapat
memenuhi tuntutan dan seruan itu. Penolakan
konferensi ini menjadi hambatan bagi Indonesia
dalam usahanya menyelenggarakan Konferensi A-A
II.
Konferensi Non Alignment di Kairo tidak dapat
menerima konsep revolusi Presiden Soekarno, yaitu
gotong royong internasional(samenbundeling van
alle internationale krachten) untuk melakukan
konfrontasi dan ofensif manipolis terhadap Nekolim.
Penolakan terhadap konsep revolusioner Soekarno,
tidak menyurutkan usaha-usaha intensif untuk
menyelenggarakan Konferensi A-A II, mengalami
kegagalan. Pemerintah Indonesia kemudian
mengubah sasaran diplomasinya untuk :
- Menarik dukungan negara-negara Afrika dan
Timur Tengah sebanyak mungkin untuk
menyokong rencana Indonesia mengadakan
Conference of the New Emerging Forces
(CONEFO). Menteri Luar Negeri ditugasi
memimpin misi diplomasi yang disebut misi
306