Page 69 - e-Modul_Konseling_Behavioral
P. 69
E-MODUL KONSELING BEHAVIORAL 2020
Modeling juga disebut sebagai belajar melalui imitasi, identifikasi, belajar, observasional,
dan vicarious learning. Proses belajar (tingkah laku sasaran) dilakukan melalui pemberian
reinforcement (penguatan, partisipan dapat belajar untuk meniru sebuah model, belajar untuk
tidak meniru model yang lain, belajar untuk membedakan antara kedua model, dan
menggeneralisasikan diskiminasi meniru atau tidak meniru perilaku pada orang-orang lain yang
serupa).
Menurut Alwisol(2009: 292) teknik modeling tidak hanya menirukan atau
mengulangi apa yang dilakukan seorang model (orang lain), tetapi juga melibatkan
penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati, menggenalisir berbagai
pengamatan sekaligus, dan melibatkan proses kognitif. Modeling dapat menghasilkan tiga
macam respon berbeda. Konseli mungkin mendapatkan pola perilaku baru dengan
mengamati orang lain, yang di istilahkan observation learning effect (efek belajar
observasi). Modeling dapat memperkuat atau melemahkan hambatan atas perilaku yang
sudah dipelajari konseli, yang disebut inhibitory effects(jika hambatan diperkuat) atau
disinhy bitory effects (jika hambatan dilemahkan). Perilaku yang dicontohkan dapat
berfungsi sebagai isyarat sosial untuk memberi isyarat kepada konseli untuk melakukan
respons tertentu yang sudah di ketahui, yang disebut response faciliSalwaon effect (efek
fasilitasi respons).
2. Tujuan teknik Modelling
Secara umum tujuan teknik modelling sama dengan pendekatan behavior yaitu
menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan dan membentuk perilaku baru yang diharapkan.
Secara khusus tujuan teknik modelling adalah:
Untuk memperoleh tingkah laku sosial yang lebih adaptif.
Agar konseli belajar sendiri dengan menunjukkan perbuatan yang dikehendaki tanpa
harus belajar melalui trial and error.
Membantu konseli untuk merespon hal-hal yang baru.
Melaksanakan secara tekun respon-respon yang semula terhambat/ terhalang
Mengurangi respon-respon yang tidak layak
61