Page 15 - Cerita nonfiksi
P. 15
15
Dalam struktur drama, terkandung pula dua hal, yakni wawancang dan
kramagung.
a) Wawancara, berupa dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh
tokoh cerita.
b) Krama gung, berupa petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus
dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung dituliskan dalam
Saudara kurung (biasanya dicetak miring).
Kaidah kebahasaan yang menSaudarai teks drama adalah sebagai berikut.
a) Kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks drama berupa dialog atau tuturan
langsung para tokohnya.
b) Kalimat langsung dalam drama lazimnya diapit oleh dua tSaudara petik (“…”).
c) Teks drama menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau
epilognya.
d) Kata ganti yang digunakan adalah mereka, karena melibatkan banyak pelaku
(tokoh).
e) Kata ganti yang digunakan pada bagian dialog adalah kata ganti orang
pertama dan kedua.
f) Dialog dalam teks drama tidak lepas dari kata-kata tidak baku dan kosa kata
percakapan, seperti kok, sih, dong, oh. Di dalamnya juga banyak ditemukan
kalimat seru, suruhan, dan pertanyaan.
Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
a) Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi temporal),
seperti sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
b) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap,
beristirahat.
c) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan para tokohnya. Contoh: merasakan, menginginkan,
mengharapkan, mendambakan, mengalami.
d) Menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau
suasana. Contoh: ramai, bersih, baik, gagah, kuat.
b. Struktur Cerita Fiksi
15