Page 71 - MODUL DINAMIKA ROTASI
P. 71
MODUL DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
Ketika sebuah benda diam, benda tidak punya percepatan (a). Karena percepatan
(a) bernilai nol, maka persamaan Hukum II Newton berubah menjadi:
Resultan gaya nol
F = 0 ; Persamaan 1
x
F = 0
F = y 0 ; Persamaan 2
F = 0 ; Persamaan 3
z
Keterangan:
F = resultan total gaya (N)
F = x resultan total gaya pada sumbu x (N)
F = y resultan total gaya pada sumbu y (N)
Persamaan tersebut dapat diuraikan ke dalam komponen sumbu x, sumbu y dan
sumbu z. Jika gaya-gaya bekerja pada arah horizontal saja (satu dimensi), maka kita
cukup menggunakan Persamaan 1. Huruf x menunjuk sumbu horizontal pada koordinat
kartesius (koordinat x, y, z). Jika gaya-gaya bekerja pada arah vertikal saja (satu dimensi),
maka kita cukup menggunakan persamaan 2. Huruf y menunjuk sumbu vertikal pada
koordinat kartesius. Apabila gaya-gaya bekerja pada bidang (dua dimensi), maka kita
menggunakan persamaan 1 dan persamaan 2. Sebaliknya jika gaya-gaya bekerja dalam
ruang (tiga dimensi), maka kita menggunakan persamaan 1, 2 dan 3.
Dalam sistem partikel, benda dianggap sebagai suatu titik materi. Semua gaya yang
bekerja pada benda dianggap bekerja pada titik materi tersebut sehingga gaya yang
bekerja pada partikel hanya menyebabkan gerak translasi (tidak menyebabkan gerak
rotasi). Oleh karena itu, syarat yang berlaku bagi keseimbangan sistem partikel hanyalah
keseimbangan translasi.
Kesetimbangan gaya pada tali
)
,
Kesetimbangan partikel dapat juga terjadi dalam tiga buah gaya ( ,F F F .
2
1
3
Perhatikan gambar 30.
58