Page 62 - BUKU LAPORAN KINERJA DPR RI TS 2022-2023
P. 62

Pada pembahasan RAPBN TA 2023, DPR RI bersama pemerintah menyepakati harga
                  minyak mentah atau Indonesian Crude Price (ICP) sebesar USD90 per barel dengan
                  lifting minyak bumi sebesar 660 ribu barel/hari dan lifting gas bumi 1.100 ribu barel
                  setara minyak/hari. Asumsi harga minyak mentah pada RAPBN TA 2023 meningkat
                  cukup tajam yaitu sebesar 42,86% jika dibandingkan dengan RAPBN TA 2022 yang
                  mencapai USD63 per barel. Begitu juga dengan  lifting gas bumi  yang mengalami
                  sedikit kenaikan sebesar 6,18% dibandingkan asumsi tahun sebelumnya. Sementara
                  itu, untuk asumsi lifting minyak bumi justru mengalami penurunan jika dibandingkan
                  dengan asumsi pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,12%. Hal ini disebabkan kondisi
                  situasi global di mana perang dan pandemi masih terus terjadi di sejumlah kawasan
                  yang mengakibatkan terjadinya disrupsi pasokan energi.

                  Selain asumsi dasar sektor Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Komisi  VII dan
                  pemerintah juga menyepakati anggaran subsidi sektor ESDM. Anggaran subsidi listrik
                  pada RAPBN TA 2023 mengalami peningkatan sebesar 28,06% dibandingkan dengan
                  RAPBN tahun sebelumnya. Dari yang sebelumnya sebesar Rp56,48 triliun menjadi
                  Rp72,58 triliun di RAPBN TA 2023. Begitu juga dengan subsidi BBM dan LPG tabung
                  3 kg, yang juga mengalami peningkatan pada RAPBN TA 2023, yaitu sebesar 78,39%.
                  Pada RAPBN TA 2022, subsidi BBM dan LPG tabung 3 kg tercatat sebesar Rp100,39
                  triliun, kemudian meningkat menjadi Rp138,34 triliun di RAPBN TA 2023. Peningkatan
                  signifikan anggaran subsidi pada RAPBN TA 2023 dilakukan untuk menjaga daya beli
                  masyarakat dan daya saing industri dalam masa pemulihan ekonomi.

                  Sementara itu, pembahasan asumsi dasar ekonomi makro, serta sasaran dan indikator
                  pembangunan dilakukan oleh Komisi XI dengan mitra kerjanya, antara lain Kementerian
                  Keuangan, Bappenas, dan Bank Indonesia, sesuai dengan surat Komisi  XI Nomor
                  B/15421/AG.01.03/08/2022 tanggal 31 Agustus 2022. Hasil dari pembahasan tersebut
                  antara lain sebagai berikut, Pertumbuhan Ekonomi sebesar 5,3%; Inflasi sebesar 3,6%;
                  Nilai Tukar sebesar Rp14.800/USD; Suku Bunga SBN 10 Tahun sebesar 7,9%; Tingkat
                  Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,3 – 6,0%, Tingkat Kemiskinan sebesar 7,5 –
                  8,5%; Gini Rasio sebesar 0,375 – 0,378; IPM sebesar; 73,31 – 73,49; Nilai Tukar Petani
                  (NTP) sebesar 105 – 107; dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebesar 107 – 108.

                  Hasil pembahasan Komisi  VII dan  XI terkait dengan asumsi dasar ekonomi makro
                  kemudian disampaikan kepada Banggar DPR RI untuk dibahas dalam penentuan
                  asumsi dasar ekonomi makro, serta sasaran dan indikator pembangunan sebagai
                  kerangka kerja (framework) dalam pembahasan RAPBN TA 2023.


                  Hasil kesepakatan asumsi dasar ekonomi makro serta sasaran dan indikator ekonomi
                  tahun 2023 pada rapat kerja tersebut kemudian dibahas lebih lanjut di Banggar DPR
                  RI. Banggar DPR RI kemudian melakukan rapat kerja dengan pemerintah yang diwakili
                  oleh Menteri Keuangan, Menteri PPN/Kepala Bappenas, dan Menteri Hukum dan
                  HAM, serta Gubernur Indonesia dalam Rangka Pembicaraan Tk.I/Pembahasan RUU
                  tentang APBN TA 2023 beserta Nota Keuangannya.


              60    Kinerja Anggaran
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67