Page 90 - BUKU LAPORAN KINERJA DPR RI TS 2022-2023
P. 90
1. Realisasi Semester I APBN TA 2023
Risiko ketidakpastian yang tinggi dan pelemahan ekonomi global masih menyelimuti
tahun 2023. Tantangan dari sektor keuangan, kenaikan utang, eskalasi perang Rusia-
Ukraina, fragmentasi geoekonomi, tingkat inflasi yang masih tinggi, serta tingkat suku
bunga tinggi yang berlangsung lebih lama telah mendorong perlambatan ekonomi
di banyak negara di tahun 2023. Kondisi tersebut menjadi perhatian serius Banggar
DPR RI dan Pemerintah dan diproyeksikan akan memengaruhi kinerja perekonomian
nasional. Di sisi lain, kinerja perekonomian domestik yang terjaga dan solid di tahun
2022 dan terkendalinya Pandemi Covid-19 disertai dicabutnya kebijakan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi modal positif tahun 2023.
Optimis namun tetap waspada akan terus menjadi pedoman pemerintah dalam
melaksanakan kebijakan APBN TA 2023, sehingga kepercayaan terhadap dunia usaha
dan kinerja positif perekonomian nasional dapat terus terjaga. APBN tetap melanjutkan
perannya sebagai shock absorber untuk mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli
masyarakat, mempertahankan momentum pemulihan ekonomi dengan mengurangi
tingkat pengangguran dan kemiskinan, serta menjaga prioritas belanja dalam menunjang
peningkatan produktivitas dan fondasi perekonomian nasional.
Dalam semester I tahun 2023, realisasi dan perkembangan indikator asumsi dasar
ekonomi makro secara keseluruhan adalah, pertumbuhan ekonomi triwulan I mencapai
5,03% (yoy) dan hingga semester I tahun 2023 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,0-
5,2%. Sampai dengan semester I tahun 2023, laju inflasi mencapai 3,5% (yoy). Realisasi
nilai tukar rupiah sepanjang semester I tahun 2023 mencapai rata-rata sebesar Rp15.071
per USD. Realisasi suku bunga SUN 10 tahun dalam semester I tahun 2023 mencapai
rata-rata sebesar 6,70%. Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) dalam semester I tahun
2023 rata-rata mencapai USD75,2 per barel. Lifting minyak dan gas bumi sampai dengan
semester I tahun 2023 rata-rata mencapai 605 ribu barel per hari dan 960 ribu barel
setara minyak per hari.
Realisasi penerimaan perpajakan semester I tahun 2023 mencapai Rp1.105,6 triliun,
tumbuh 5,4% dibanding realisasi periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp1.049,4 triliun.
Kinerja positif penerimaan perpajakan terutama dipengaruhi oleh peningkatan kinerja
keuangan badan usaha, aktivitas produksi dan konsumsi yang terjaga, harga komoditas
yang termoderasi, dan dampak implementasi Undang–undang HPP. Sampai dengan
semester I tahun 2023, penerimaan pajak mencapai Rp970,2 triliun (tumbuh 9,9%) serta
kepabeanan dan cukai mencapai Rp135,4 triliun (terkontraksi 18,8%).
Realisasi PNBP semester I tahun 2023 mencapai Rp302,1 triliun atau tumbuh 5,5%
dibandingkan realisasi semester I tahun 2022 yang mencapai Rp286,4 triliun. Realisasi
tersebut terutama berasal dari Pendapatan SDA Nonmigas di tengah harga komoditas
batubara yang masih terjaga sampai dengan Mei 2023 dan Pendapatan KND terutama
dari setoran dividen BUMN.
88 Kinerja Anggaran