Page 99 - HOPE HARMONY & HUMANITY
P. 99
DINAMIKA DALAM NEGERI
seperti ini justru menyebabkan adanya keterjebakan
paradigma dalam memahami dan mencari jalan keluar dari
masalah terorisme. Inilah paradigma yang digunakan oleh
umumnya negara-negara di dunia sehingga mengeluarkan
kebijakan penanganan yang kontra produktif di Afghanistan,
Irak, dan Timur Tengah secara umum.
Adapun analisa rasional melihat terorisme sebagai
hasil dialektika strategis antara suprastruktur dengan
infrastruktur (konflik struktural). Dalam perspektif ini,
terorisme dimaknai sebagai produk interaksi politik, bukan
produk independen suatu ideologi apalagi agama. Ia lahir
dari hasil interaksi strategis antara dua kekuatan yang
bertikai dalam skema pertarungan yang tidak seimbang
(asymmetric conflict).
Dalam perspektif ini, teror adalah sebuah pilihan
strategis, sebuah aksi yang menurut para pelaku sudah
dirancang dengan sangat rasional, walaupun hal ini
bertentangan dengan nilai-nilai kearifan global.
Kelebihan lain dari anggapan terhadap analisa
rasional ini, kebijakan pemerintah akan terukur. Karena
akan secara langsung menyasar target deradikalisasi secara
objektif. Sebab analisis ini akan menggunakan perspektif
manajemen konflik. Analisa inilah yang muncul dalam
lampiran Perpres Nomor 7 Tahun 2021 tentang RAN PE
tahun 2020-2024.
RAN PE tahun 2020-2024 ini perlu disambut baik dan
kita berharap dapat benar-benar diimplementasikan secara
tegas dan konsekuen, agar NKRI terbebas dari ancaman
disintegrasi, ekstrimisme, intoleransi dan terorisme.
83