Page 18 - MENCARI TITIK TEMU SALAFI, ASWAJA DAN WAHABI
P. 18
Maka bergegaslah warga Makkah meninggalkan kota.
Sementara, Ka’bah tetap berdiri dengan kesendiriannya tak satu
pun warga yang melindungi.
Sebelum meninggalkan kota, Abul Muthalib menghadap kepada
Allah, berdoa di depan Ka’bah dengan untaian kata yang terukir
2
indah dan putitis sebagai berikut :
ْ كَللاَح ْعَنْماَف ُهَلْحر ... ُعَنْمَي َءْر َ مْلا َ نِّإ َ مُه لا
كَلاَحِّم اًوْدَع ْمُهُلاَحِّمَو ... ْمُه ُ بيِّلَص َ نَبِّلْغَي لا
ْ
ْ كَل اَد َ ب اَم ر ْ مَلأاَف ... َ لا ِّ إَو اَه ِّ بَف َتْلَعَف ْنِّئَلَف
َ كلا َ عِّف ِّه ِّ ب ُ مِّتَت ٌرْمَأ ... ُه َ نِّإَف َتْل َ عَف ْنِّئَلَو
ْ كَلاَيِّع اوُسوُدَي ْيَك ... ُ ل يِّفْلاَو ْ مِّهِّعوُمُجِّل اْوَدَغ
كِل اَنُه اًنْز ُ ح اَوَف ... اَنَتَبْعَكَو ْمُهَتْكَرَت ْنِّئَلَو
Abdul Muthalib merintih kepada Allah dengan bait-bait syair yang
kandungan maknanya adalah:
Ya Allah, hamba berusaha untuk menjaga keselamatan diri, maka
selamatkanlah perjalanan hamba menuju Engkau.
Kelompok salib meski tampil dengan gagahnya dan sombongnya,
sungguh tidak mungkin mampu mengganggu rumah suci-Mu.
Sungguh Engkau Mahakuasa menghancurkan mereka sekiranya
Engkau menghendaki. Jika tidak, ...... maka segalanya diserahkan
pada-Mu.
2 Al Ashbahani, Abu Nuaim, Dalailunnubuwah, Darunnafais, Bairut 1986 M:146
13