Page 155 - Tadabbur 10 Qiraat Sural Al Mulk
P. 155
dalam masalah yang tidak terukur dengan ilmu. Banyak orang yang
berilmu telah membuat orang lain kebingungan dan tersesat dalam
mengisi kehidupan beragama. Hal itu terjadi karena para pembawa
ilmu kurang menyadari bahwa Allah menutupinya dari keaiban,
sehingga mereka memandang diri dengan pasti sebagai orang benar
dalam pernyataannya dan perbuatannya. Sikap seperti ini mengurangi
makna tawakal dalam urusan ibadah.
Perlu untuk selalu disadari bahwa hakikat ibadah adalah
merendahkan diri di hadapan Allah yang akan berpengaruh bagi
kerendahan hati di hadapan sesama mukmin.
Perlu untuk selalu disadari bahwa pandangan pasti terhadap
ketakwaan pribadi dapat menghancurkan hakikat ‘ubudiyah
(kerendahan diri) di hadapan Allah. Orang berilmu hendaklah
menyadari bahwa ibadah akan diterima tidak cukup hanya dengan
keilmuan, sebab ilmu itu adalah bagian dari bekal untuk beribadah dan
bagian lainnya adalah kerendahan diri termasuk dengan ilmunya yang
masih jauh untuk mecapai sempurna. Artinya, semakin luas ilmu syar’i
yang dipelajari maka akan semakin meningkat rasa takutnya kepada
Allah. Semakin banyak orang yang mengagumi akan keilmuannya maka
akan semakin bertambah pula kerendahan hatinya di hadapan sesama
hamba Allah.
Tidak sedikit orang baru belajar ilmu dapat meraih nikmat khusyu
ibadah melebihi gurunya yang mengajar ilmu fiqih ibadah padanya.
Dalam hal ini guru ilmu fiqih perlu belajar kepada muridnya baik secara
langsung ataupun tidak langsung bagaimana cara meraih khusyu dalam
ibadah. Jika gurunya menganggap remeh terhadap muridnya maka
guru tersebut sudah berada di tepi jurang yang perlu segera diingatkan.
150

