Page 122 - Tadabbur Surat Adh Dhuha
P. 122
Lafaz اًدْشُر bermakna mampu membedakan antara hak dengan
batil, antara yang baik dan buruk, antara harta halal dengan
harta haram, dan memiliki ilmu untuk mengelola harta warisan
dengan baik hingga siap membangun rumah tangga. Lafaz ini
juga memberi isyarat bahwa akhir masa yatim bagi seorang
anak tidak dipastikan dengan usia tertentu. Jika dia belum
menginjak usia tujuh belas tahun namun mampu berbisnis
dengan menjadikan harta warisan sebagai modal awal maka
hendaklah dia dibebaskan untuk menggunakannya. Namun jika
anak tersebut masih dalam kesulitan untuk mengelolanya,
meski sudah mencapai usia dipandang dewasa maka dia masih
memerlukan bimbingan dan pengasuhan pihak lain hingga benar-
benar mampu hidup mandiri. Demikian pula halnya dengan kondisi
anak sedang dalam perjalanan menuntut ilmu yang sangat
memerlukan keterlibatan orang lain. Kondisi seperti ini tiada
bedanya dengan mahasiswa lainnya yang masih menyadarkan
perjalanan hidup kepada orang tuanya. Jadi, kedewasaan anak yatim
sangat relatif tergantung pada bawaan pribadinya, lingkungan dia
berada, serta pendidikan yang sedang dihadapinya. Di sini sangat
jelas peran penting dari pihak pengasuhan orang tua angkatnya.
Karena itu, orang tua angkat dari anak yatim ini akan mendapat
kedudukan yang sangat mulia hingga mendapat kedudukan sebagai
orang yang bertemu Rasulullah ﷺ dalam surga.
119

