Page 11 - MAJALAH 106
P. 11
tidak kunjung bersifat inklusif dan kegiatan pengembangan Iptek dan am bil keputusan penting nega ra,
adil bagi semua negara khususnya R&D di semua lembaga riset di ke- melalui tugas dan fungsinya DPR
negara-negara berkembang di satu menterian dan lembaga, statistik RI memberikan komitmen politik
sisi. Namun demikian, pada saat dan kegiatan sejenisnya, mengalami penuh dalam mendorong dan me-
yang sama, globalisasi ekonomi penurunan dalam kurun waktu 35 ngawal pemerintah untuk melaku-
juga menawarkan peluang manfaat tahun terakhir. Pada tahun 1970-an kan upaya terobosan politik dalam
ekonomis yang bisa diraih semua nilanya masih di kisaran 6,1% dan rangka menguatkan kemandirian
bangsa. Dalam pemikiran seperti angkanya terus terjun bebas men- inovasi dan pengembangan Iptek
ini, pengembangan inovasi dan jadi 2,34% pada tahun 1991 dan ke depan. Melalui fungsi legislasi,
penguasaan Iptek yang bersifat menjadi 0,49% pada tahun 2006. DPR RI mendorong semua kompo-
mandiri, menjadi agenda nasional Anggaran untuk R&D sendiri tercatat nen pemangku kepentingan untuk
setiap bangsa. hanya pada kisaran 0,74 pada tahun me nyempurnakan kerangka hukum
1994 dan turun menjadi 0,42% pada yang ada. Dalam konteks inilah,
Bagaimana agenda kemandirian tahun 2006. lembaga DPR RI memberikan ru-
inovasi dan Iptek harus didorong? ang publik yang luas dalam proses
Saya melihat kuncinya berada Ketiga, penguatan sinergitas revisi peraturan perundang-unda-
pada penguatan kemauan politik antar-semua komponen pemangku ngan terkait. Hal yang sama dalam
negara dalam menentukan politik kepentingan. Seperti kita ketahui kerangka fungsi anggaran, khusus-
kemandirian inovasi dan Iptek ke bahwa salah satu persoalan menda- nya dalam penentuan disain politik
depan. Ruang yang bisa dikelola sar lemahnya kemandirian inovasi anggaran untuk pengembangan
oleh negara dalam koridor ini bisa dan pengembangan Iptek adalah kemandirian inovasi dan Iptek yang
dilihat dari beberapa hal: belum terjadinya sinergi yang kuat lebih proporsional.
dan saling menguatkan antar-aktor
Pertama, politik alokasi belanja utama sistem inovasi nasional, Kedua, kita perlu memberikan
publik untuk kegiatan yang yakni: (1) pemerintah sebagai kemauan politik yang kuat dalam
mendukung bagi pengembangan regulator, fasilitator dan katalisator, urusan pengembangan inovasi dan
inovasi dan Iptek. Selama periode (2) pelaku usaha sebagai pengguna Iptek secara mandiri dalam rangka
1987-1997, tercatat hanya teradapat hasil dan produk inovasi dan (3) menopang agenda pembangunan
182 ilmuan dan insinyur dari setiap lembaga-lembaga penelitian dan jangka panjang, MP3EI dan
satu juta penduduk yang terlibat perguruan tinggi sebagai penghasil mewujudkan Indonesia menjadi
dalam penelitian dan pengembangan produk inovasi. negara maju pada beberapa dekade
(R&D), dengan total belanja APBN ke depan. Untuk itu, optimalisasi
hanya 0,07% dari PDB. Angka ini Dalam konteks kekiniaan, pelebar- pendayagunaan segenap sumber-
turun menjadi 0,05% s.d. tahun an sinergitas dengan komponen daya dan penguatan kualitas SDM
2005 dan hanya sedikit mengalami anak bangsa lainnya juga berpotensi secara nasional harus kita perkokoh
kenaikan menjadi 0,06% pada tahun berperan dalam melaksanakan misi berdasarkan prinsip-prinsip tata
2006 dan menjadi 0,08% dari PDB ini. Sebagai contoh, pelembagaan kelola pemerintahan yang bersih
pada tahun 2010. Jumlah ini kurang konferensi diaspora Indonesia ba- dan akuntabel serta berkelanjutan
lebih sama dengan yang dilakukan ru-baru ini sedikit banyak dapat dan demokratis. Dalam kerangka
oleh Kamboja sebesar 0,05% pada membawa implikasi bagi terjadinya ini, penyatuan energi nasional
tahun 2002 dan sangat kecil jika sebuah jalinan sinergitas dalam dalam menyelesaikan agenda RPJP I
dibandingkan dengan Singapura mendukung proses pengembangan periode 2004-2025 dan menyiapkan
yang mencapai 2,2 % pada tahun inovasi dan Iptek yang lebih man- agenda RPJP II periode 2026-2050
2009, Malaysia 0,64% pada tahun diri. mutlak diperlukan.
2006 atau 0,82% pada tahun 2008,
dan Vietnam 0,19% (2002), Thailand Peran Parlemen: Catatan Penutup Ketiga, mendorong penguatan
0,21 (2007). sinergitas ketiga aktor utama dalam
Agenda pengembangan inovasi pengembangan kemandirian inovasi
Kedua, perlunya “realokasi” perun- dan Iptek yang mandiri secara na- dan Iptek, yakni pemerintah, dunia
tukkan anggaran pendidikan untuk sional menjadi misi negara yang industri dan lembaga penelitian/
kegiatan pengembangan inovasi sangat strategis baik secara politis perguruan tinggi sehingga hasil
dan pengembangan Iptek. Belanja maupun ekonomis dalam mencapai kemandirian inovasi dan Iptek
pemerintah terhadap R&D hanya tujuan negara sebagaimana dia- benar-benar semakin memperkokoh
dalam kisaran 84,5% dari semua manatkan dalam Pembukaan UUD daya saing perekonomian nasional
belanja R&D secara nasional dalam 1945. Mewakili lembaga parlemen, untuk kesejahteraan rakyat. Melalui
kurun waktu 2001-2006 (PappI- ijinkanlah saya menggarisbawahi tugas dan fungsinya, DPR RI siap
ptek, LIPI, 2009a). Sementara itu, beberapa hal sebagai berikut. memberikan dukungan politiknya
alokasi APBN untuk pengembangan untuk mencapai misi startegis ini ke
Iptek termasuk di dalamnya semua Pertama, sebagai lembaga peng- depan.*
PARLEMENTARIA EDISI 106 TH. XLIII, 2013 11