Page 65 - MAJALAH 106
P. 65

yang direncanakan oleh Pemerin-
            tah ?

              “Apa susahnya kalau memang
            pangan ini menjadi hal yang sa ngat
            fundamental, Pemerintah harus
            mendahulukan seluruh alokasi ang-
            garan untuk memenuhi kebutuhan
            swasembada pangan,” tandasnya.



                     “Apa susahnya
                 kalau memang pangan
               ini menjadi hal yang sa ngat
             fundamental, Pemerintah harus
             mendahulukan seluruh alokasi
               anggaran untuk memenuhi
                 kebutuhan swasembada         hatikan Komoditi Holtikultura Dalam   Persoalannya diungkapkan Firman
                        pangan,”              Negeri. UU ini telah diundangkan  adalah anggarannya tidak pernah
                                                                                disetujui. “Apakah memang Men-
                                              No. 13 Tahun 2011. “Pemerintah ha-
                                              rus melaksanakan amanat itu. Jadi  teri Pertanian tidak mampu mem-
                                              kalau hari ini Pemerintah membikin  perjuangkan atau tidak punya pe-
              Karena tidak ada keseriusan,  suatu regulasi harusnya mengacu  rencanaan yang matang sehingga
            Pemerintah sekarang ini selalu me-  pada  Undang-Undang tersebut,”  instansi lain itu tidak mempercayai
            ngambil kebijakan pintas. Akibatnya  jelas Firman Subagyo.          Kementerian Pertanian dalam ren-
            terjadi karut marut seperti sekarang                                cana kerjanya. Atau sebaliknya, ini
            ini, kemudian  Pemerintah melaku-   Sebagai wakil rakyat, dia mem-  adalah bagian dari permainan ok-
            kan impor. “Impor ini memang per-  pertanyakan kepada Kementerian  num-oknum kementerian-kemen-
            mainan kartel. Pemerintah sekarang  Pertanian, dimana posisi menteri  terian yang memanfaatkan kebi-
            sudah dikuasai oleh pelaku kartel  pertanian sebagai leading sector  jakan impor pangan. “Karena impor
            dan liberalisasi perdagangan,” ung-  di dalam pembahasan UU tentang  ini memang keuntungannya sangat
            kap Firman Subagyo.               Holtikultura, dimana letak persoa -  luar biasa,” papar Firman.
                                                                            l
                                              annya, mengapa justru Menteri Per-
            Amanat Konstitusi                 tanian ikut menyetujui impor?       Lebih jauh diungkapkan, seperti
                                                                                terjadi hari ini pada kedelai. kalau
              Kita sudah punya Undang-Un-       Walaupun dalam menentukan  kedelai itu dibebaskan bea masuk
            dang tentang Pangan No.18 Tahun  kebijakan itu dikoordinasikan oleh  impor 0%. berapa kerugian negara?
            2012, yang mengamanatkan kepada  Menteri Koordinator Perekonomian,  Dipaparkannya tahun lalu dengan
            Pemerintah supaya segera dibentuk  namun tentunya Menteri Pertanian  adanya karut-marut kedelai sampai
            Lembaga Pangan yang bertanggung  hadir disitu. “Harusnya Menteri Per-  ada yang membuang kedelai di ja-
            jawab terhadap pengadaan pangan  tanian menyampaikan bahwa ada  lan.
            nasional.                         UU yang terkait dengan masalah im-
                                              por holtikultura. ketentuannya tidak   Dengan gegap gempita Peme-
              Oleh karena itu, Badan Urusan  boleh seperti itu, tidak bisa serta  rintah membebaskan bea masuk
            Logistik (Bulog) dikembalikan lagi  merta,” kritiknya.              5% menjadi 0%. Kerugian negara,
            fungsinya seperti Bulog pada masa                                   Firman Subagyo menghitung dari
            lalu. Supaya Bulog menjadi Pe-      Ditambahkan Firman Subagyo,  Agustus sampai Desember yaitu
            nanggung Jawab Tunggal terhadap  yang terkait dengan stabilitas harga  sebesar Rp400 Miliar. Sampai hari
            masalah mekanisme, distribusi dan  itu, tidak serta merta bahwa penye-  ini belum dihitung besarnya yang
            penyangga pangan.                 lesaiannya dengan cara-cara instan.  akan diimpor, dan kemudian kalau
                                              Apa susahnya kita untuk mengam-   sampai itu terjadi 0%.
              Selanjutnya, terkait dengan UU  bil lebih dulu 96 Triliun itu untuk
            tentang Hortikultura, yang meng-  kepentingan swasembada pangan,      Hal ini akan menjadi beban Peme-
            amanatkan  bahwa  untuk  impor  sehingga kita tidak bergantung ke-  rintah karena postur pendapatan
            produk hortikultura harus memper-  pada kepentingan asing.          APBN menurun yang diakibatkan


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 106 TH. XLIII, 2013  65
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70