Page 13 - MAJALAH 122
P. 13

anggota dewan yang tidak punya                                         cabang kekuasaan eksekutif itu
            rumah di Jakarta bisa mendapat                                         manajemen otot kalau manaje-
            fasilitas untuk mengontrak di                                          men  legislatif  itu  manajemen
            apartemen terdekat dari gedung                                         otak. Setjen itu mengatur orang
            dewan ini. Kalau tinggal di Ka-                                        yang berfikir, berdebat itu su-
            libata memunculkan kemacetan,                                          lit karena itu konpensasi un-
            mumpung didekat sini masih ada                                         tuk yang bekerja disini itu sulit.
            apartemen. Pilihannya bisa juga                                        kita akan atur agar kesetjenan
            ruislag kawasan Kalibata dengan                                        ini tidak ada lagi hubu ngan de-
            kawasan apartemen deket sini,                                          ngan eksekutif dan be tul-betul
            jadi kalau perlu pulang pergi, ja-                                     mereka pegawai negara, apara-
            lan kaki.                                                              tur negara sehingga kemudian
                                                                                   ketergantungan dengan kemen-
            Anggota dewan dekat dengan                                             pan, setneg jadi tidak ada lagi
            pusat aktifitas mereka ya?                                             seperti dulu. Itu terlalu rumit
                                                                                   dan menyebabkan kita sebagai
            Iya apalagi disini kita akan ba-                                       anggota merasa setjen itu punya
            ngun perpustakaan yang leng-                                           dua kaki. mudah-mudahan itu
            kap, museum sehingga mereka                                            akan berjalan, seperti BI mereka
            bisa belajar mendalami perma-                                          bukan PNS tapi pegawai BI yang
            salahan dengan paripurna. Untuk   lemen?                            mengatur sendiri secara internal
            kebugaran anggota dewan bisa kita                                   tata kepegawaiannya. Saya khawa-
            siapkan jogging track untuk berolah   Iya kita saat ini juga sedang meng-  tir yang menyebabkan mereka tidak
            raga. Kita juga siapkan ruang untuk   adopsi satu aturan yang lebih ketat   antusias karena menganggap kerja
            para tamu negara yang memadai,    dalam mengatur interaksi anggota  di DPR itu susah
            seperti kasus sekarang kalau kita   dengan konstituennya. ini harus
            kedata ngan tamu kita tidak punya   jadi pola dalam parlemen modern.   Posisi tenaga ahli nantinya?
            tempat untuk menerima kita de-
            ngan layak.                       Anggarannya bagaimana?            TA ada dua macamnya, satu TA
                                                                                sistem pendukung yang melekat
            Terkait fungsi representasi, ada   Sejauh ini tidak ada anggaran un-  pada badan dan lembaga kajian.
            pembicaraan soal rumah aspirasi?   tuk pemba ngunan fisik hanya  Karena akan ada pusat kajian ang-
                                              konsep penye lenggaraan kegiatan   garan, pusat kajian legislasi, pusat
            Saya  sendiri  terus  terang  kalau  yang aspiratif saja. Tentu ke de-  kajian akuntabitas keuangan nega-
            mengikuti parlemen modern me-     pan kita harus memikirkan karena   ra. Mereka seperti PNS tapi kerja
            mang rumah aspirasi itu permanen.   keberadaan kantor itu tidak boleh   sebagai peneliti seperti pegawai
            Jadi anggota DPR itu punya dua    sepi, harus ada kegiatan menyerap   LIPI. Kemudian political appointee,
            kantor sebenarnya. satu kantor di   aspirasi yang rutin, jadi tidak boleh   mereka yang dibawa itu akan hi-
            pusat dan satu lagi kantor di kon-  diam. Saya lebih cenderung kalau  lang dengan sendirinya bersamaan
            stituennya. Jadi dalam zaman reses   ada anggaran nanti kita tidak per-  dengan selesainya anggota dewan.
            anggota dewan bukan istirahat tapi   lu bangun gedung di Dapil, cukup   jadi tidak ada beban negara melekat
            sedang ngantor di dapilnya. Maka-  ngontrak saja di Dapil jadi bisa ber-  disitu.
            nya nanti sistem dapil dan rumah   pindah dinamis di seluruh daerah
            aspirasi ini kita perkuat. Jadi jangan  pemilihan.                  Persiapannya melibatkan siapa
            anggap ngantor itu hanya disini, di                                 saja? Kita mengajak banyak pihak
            Dapil juga penting. Justru dalam   Bagaimana posisi kesetjenan?     untuk bicara memberikan masukan
            rangka menarik aspirasi berkunjung                                  seperti Universitas Indonesia seba-
            ke daerah khususnya daerah pemili-  Setjen DPR itu harus ditransfor-  gai lead consultant kita, Center for
            han dalam rangka mempertajam apa   masi dari Setjen yang milik ekseku-  Ellection and Public Policies – CEPP
            yang kita tanya nanti di Jakarta.  tif menjadi Setjen yang independen  FISIP UI, kita sudah tanda tangan
                                              milik legislatif dengan kompensasi   kesepahaman dengan rektor UI.
            Sejumlah parlemen negara lain     yang lebih dari eksekutif. Ini adalah   Kita sangat terbuka mendengar dan
            waktu di dapil lebih banyak dari-  cabang kekuasaan yang istilahnya   menerima masukan semua pihak.
            pada di ruang rapat di gedung par-  pengelolaannya lebih rumit. Kalau   (iky) Foto: Eka Hindra/Parle/HR



                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 122 TH. XLV, 2015  13
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18