Page 31 - MAJALAH 133
P. 31
dengan 2015,” kata Jazil. aturan, serapan untuk tender yang target perolehan pajak juga tidak
Ditegaskan kembali oleh Jazil, dilakukan sebelum DIPA keluar. Jadi, maksimal. Bila kondisinya seperti
percepatan serapan di awal tahun tak nanti anggarannya dari mana,” ujar ini, bagaimana pemerintah bisa
efektif bila saat yang sama pemerintah Bambang penuh tanda tanya. menyerap anggaran lebih cepat dari
tak menyiapkan anggarannya. Tender- Bila anggaran belum turun, lanjut yang dicanangkan.
tender pada bulan Desember 2015 tak Anggota F-Gerindra itu, apakah Bambang juga mengkritik proyek-
berjalan efektif. Ini percepatan serapan pemerintah harus berutang lagi proyek infrastruktur yang sedang
yang tidak realistis. untuk membiayai pekerjaan proyek dipercepat pembangunannya oleh
“Kalau uang cairnya di bulan Maret, yang sudah ditenderkan. Berutang pemerintah. Bambang menilai, proyek
ya sama saja tidak ada percepatan. sebagai sumber pendanaan sangat infrastruktur itu mubazir. Sebut saja
Begitu menang tender dan ingin mengkhawatirkan. Posisi utang proyek jalan tol Palembang-Indralaya
dikerjakan di awal tahun, mestinya Indonesia, ungkap Bambang, sudah senilai Rp3,5 triliun. Dengan asumsi
uang sudah tersedia. Kontraktor, kan, di posisi 2,9 persen dari PDB atau bila penduduk yang minim di kedua
tidak bisa bekerja tanpa uang. Kita dirupiahkan sudah mencapai Rp4.234 kota tersebut, jalan tol ini hanya
berharap, komitmen mempercepat triliun. menghamburkan anggaran saja. Apalagi
serapan tidak jadi omong kosong.” “Kalau utang sudah di atas 3 saat bersamaan, Kementerian PUPR
Banyak kalangan berharap, tahun persen, bisa dikatakan negara ini tidak juga membangun akses jalan yang sama,
2016 ini lebih baik daripada 2015, sehat. Ini sangat berbahaya. Jadi mau tak jauh dari tol yang sedang dibangun.
seiring ekonomi global yang kian mengambil duit dari mana lagi. Apalagi, Begitu juga proyek kereta cepat
membaik. Walau pertumbuhan Pemerintah tidak pernah membuat Jakarta-Bandung senilai Rp70 triliun.
ekonomi Indonesia relatif menurun, skala prioritas pembangunan.” Padahal, Proyek ini terlalu mahal dan tidak
tetapi di Asia masih lumayan baik. pada era SBY, utang Indonesia masih urgen. Rencana tarifnya yang akan
Dengan APBN yang baru, DPR tentu Rp2.531 triliun per Desember 2014. dipungut Rp200 ribu per penumpang,
berharap pemerintah bisa segera Jadi hingga sekarang, sumber bisa kalah bersaing dengan
melaksanakan pembangunan sejak pendanaan proyek yang bisa bus cepat dan jasa travel
awal tahun. Selain bisa mendorong diserap belum jelas. yang tarifnya bisa lebih
pertumbuhan ekonomi, juga di Politisi dari dapil murah dengan waktu
semester II nanti ada penerimaan Jatim I itu, memaparkan, tempuh yang juga tidak
negara yang cukup, ungkap Anggota berkaca pada serapan terlalu lama. “Jalan
Komisi III ini. anggaran 2015 yang hanya rusak tidak diperbaiki
Dalam pandangan Jazil, serapan 84 persen, pemerintah dengan membangun
anggaran yang dipercepat sejatinya dinilai kurang optimal jalan baru. Malah banyak
membutuhkan stabilitas politik yang menyerap anggaran yang membangun jalan tol yang
baik. Internal kabinet di pemerintahan ada. Apalagi, tidak jelas.”
pun hendaknya stabil, tak diganggu (mh)
isu pergantian dan saling tuding
antarmenteri. Kondisi politik yang
kondusif akan memperlancar serapan.
Sebaliknya, bila tidak kondusif, serapan
pun tersendat karena bisa
jadi ada politik saling
sandera antara parlemen
dan pemerintah.
Secara terpisah, Anggota
Banggar Bambang Haryo
Soekartono berpendapat,
langkah Presiden yang
ingin mempercepat serapan
sebetulnya baik, tapi DIPA
biasanya belum turun di awal tahun. Foto: Jaka/Oji
Serapan baru bisa dimulai ketika
sudah ada Keppres. Bila melangkahi
Keppres, bisa menyalahi aturan.
“Kalau menurut saya menyalahi
Anggota Banggar DPR Bambang Haryo Soekartono
PARLEMENTARIA z EDISI 133 TH. XLVI - 2016 l 31