Page 32 - MAJALAH 133
P. 32

LEGISLASI







            Kualitas Kinerja Legislasi 2015:

            DARI KETIDAKPATUHAN TERHADAP




            SYARAT PROSEDUR HINGGA



            ABSENNYA POLITIK LEGISLASI











                                             ada 2015 lalu,    Agustus 2015 menyampaikannya kepada DPR dan Presiden.
                                             DPR dan Presiden   Jelas sudah alasan mengapa kinerja Prolegnas khususnya
                                             han ya mampu      prioritas tahunan keteteran. Syarat untuk sebuah RUU
                                     P menghasilkan satu       diprioritaskan tidak konsekuen dipenuhi sejak awal. Bahkan
                                     RUU (yaitu RUU Penjaminan),   yang terjadi adalah kelambanan.
                                     di luar (pengesahan) jenis
                                     RUU kumulatif terbuka     (2)  Jadwal Pembahasan Prolegnas Prioritas Tahunan
                                     (seperti penetapan Perppu,         yang Telat dan Tidak Konsisten
                                     APBN, dan pengesahan         Imbas dari konteks politik perseteruan KMP dan KIH
                                     perjanjian internasional).   turut mengakibatkan penyusunan Prolegnas (2015-2019
                                     Lantas, bagaimana dengan   dan Prioritas 2015) baru selesai di awal Februari 2015.
                                     situasi kinerja legislasi   Pengalaman dari DPR periode 2004-2009 dan 2009-2014
                                     yang terkait dengan       terutama ketika menetapkan Prolegnas lima tahunan dan
                            Foto: dok.pri  spekkualitas? Beberapa   prioritas tahun pertama, biasanya dijadwalkan paling lambat
            Ronald Rofiandri         temuan Pusat Studi Hukum &   minggu kedua Desember.
            Ronald Rofiandri
                                     Kebijakan Indonesia (PSHK)
            mengkonfirmasi adanya sejumlah kemunduran akibat      Tidak hanya telat, bahkan untuk penetapan Prolegnas
            ketidakpatuhan terhadap syarat prosedur sebagaimana yang   Prioritas 2016 pun DPR dan Presiden tidak melakukannya
            diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang   sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat (5) UU 12/2011 yang
            Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU 12/2011)   menyatakan bahwa penyusunan dan penetapan Prolegnas
            hingga absennya politik legislasi.                 prioritas tahunan (sebagai pelaksanaan Prolegnas jangka
                                                               menengah) dilakukan setiap tahun sebelum penetapan
            (1)   Ketidakpatuhan Syarat RUU Prioritas          RUU tentang APBN. Dengan kata lain, seharusnya DPR dan
               Syarat Naskah Akademik (NA) dan naskah RUU untuk   Presiden menargetkan penetapan Prolegnas Prioritas 2016
            setiap pengusulan rancangan undang-undang (yang akan   sebelum penetapan RUU tentang  APBN  2016. Namun,
            ditempatkan dalam Prolegnas Prioritas 2015) tidak dipenuhi   hingga RUU APBN 2016 disahkan pada Jum’at, 30 Oktober
            sejak awal oleh DPR, DPD, dan Presiden. Sebagai salah satu   2015, DPR dan Presiden belum sama sekali menetapkan
            contoh, RUU Penyandang Disabilitas (yang dalam hal ini   Prolegnas Prioritas 2016. Salah satu temuan menarik
            diusulkan oleh DPR). Hingga Agustus 2015, belum tuntas   yang diperoleh PSHK adalah DPD malah lebih dulu siap
            penyelesaian NA dan RUU-nya. Dari sisi pemerintah, hingga   dengan daftar usulan Prolegnas Prioritas 2016, yang sudah
            akhir Agustus 2015 baru empat RUU (yang disampaikan   dilengkapi dengan NA dan naskah RUU (berdasarkan
            kepada DPR) dari 11 RUU yang diusulkan. Ini juga menjadi   keterangan dari rapat koordinasi tripartit antara Badan
            catatan kritis. Begitu pula DPD (yang hanya mengusulkan   Legislasi, Kementerian Hukum dan HAM serta Panitia
            satu RUU, yaitu RUU Wawasan Nusantara) tapi baru awal   Perancang Undang-Undang pada 10 Desember 2015).



           32   l  PARLEMENTARIA  z  EDISI 133 TH. XLVI - 2016
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37