Page 36 - MAJALAH 129
P. 36

legislasi




                                                                             munduran dalam penegakan hukum.
                                                                                “Kita sudah sejak tahun 1955 sudah
                                                                             keluar­dari­kodifikasi­total­(pembuku­
                                                                             an jenis­jenis hukum dalam satu kitab
                                                                             undang­undang secara sistematis dan
                                                                             lengkap). Menurut saya ini justru kita
                                                                             menarik mundur sejarah, Padahal yang
                                                                             kita tarik ini aturan loh, yang sudah
                                                                             mengikat publik,” ujar Romli.
                                                                                Menurut Romli, tindak pidana khu­
                                                                             sus, seperti kejahatan HAM, korupsi,
                                                                             perdagangan manusia, terorisme, pen­
                                                                             cucian uang, dan kejahatan narkotika
                                                                             tidak bisa disamakan dan disatukan
                                                                             dengan tindak pidana umum yang su­
         Diskusi Forum Legislasi mengenai RUU KUHAP, dari kiri ke kanan, anggota Komisi III Arsul Sani, mantan   dah diatur dalam KUHP. Adapun tindak
         penasihat KPK Abdullah Hehamahua dan Romli Atmasasmita              pidana umum itu seperti pembunuhan,
            Abdullah mengatakan, jika revisi   khusus seperti korupsi harus dijelaskan   pemerkosaan, pencurian, dan peram­
          tersebut disetujui oleh DPR, maka akan   secara rinci dalam pasal­pasal KUHP   pokan. Romli menilai langkah tersebut
          menimbulkan masalah baru. Terkait pe­  dan tetap ditangani oleh lembaga pe­  akan memperparah ketidakadilan hu­
          nyadapan, misalnya, KPK harus meminta   negak hukum khusus seperti KPK.  kum di Indonesia.
          izin dulu dari pengadilan negeri atau ke­  “Jadi menurut saya amandemen un­  “Artinya kalau kita ingin membawa ke
          jaksaan agung.                   dang­undang apa saja harus difokus­  kodifikasi­total­itu­akan­lebih­tidak­adil­
            Selain itu masalah lain adalah soal   kan dalam konteks penguatan. Dalam   dan tidak pasti lagi. Kalau kita masih
          penyitaan yang dilakukan oleh KPK   konteks tersebut, maka payung KUHP   menganggap narkoba, korupsi, human
          terhadap suatu perkara kasus korupsi.   ini kita kuatkan. Ketika dilakukan revisi   trafficking, kejahatan HAM, sebagai ke­
          Abdullah menilai Pasal 3 ayat 2 dalam   KUHP, maka cukup disampaikan dalam   jahatan­yang­khas,­ya­jangan­ke­kodifi­
          RUU KUHAP memberi kesan tidak ada   satu pasal saja, tetapi disebutkan rinci,”   kasi total,” kata dia.
          hukum acara khusus yang bisa dilaku­  ujar Abdullah.                  Romli meminta pemerintah dan DPR
          kan oleh KPK.                                                      untuk mengembalikan tindak kejahatan
            “Misal untuk melakukan penyitaan   PROF ROMLI ATMASASMITA        tersebut ke dalam aturan tindak pidana
          itu harus izin ke hakim komisaris, ini                             khusus yang telah tersusun saat ini,
          berarti ada persoalan. Koruptor itu kan  MENILAI, KEBERADAAN REVISI   dan tidak disatukan dalam revisi KUHP.
          punya kelompok, mereka punya akal.   KITAB UNDANG-UNDANG           Menurut Romli, pembagian tindak
          Punya bawahan dalam beberapa waktu                                 pidana umum dan tindak pidana khu­
          saja mereka bisa hilangkan alat bukti,   HUKUM PIDANA YANG         sus­secara­terpisah­(kodifikasi­parsial)­
          sehingga itu menyulitkan kalau penyi­  DIUSULKAN PEMERINTAH        merupakan langkah yang sudah tepat.
          taan itu harus izin ke hakim komisariat                               Lebih lanjut, penyatuan tindak pidana
          atau pengadilan,” kata Abdullah.     KE DEWAN PERWAKILAN           umum dan khusus ke dalam revisi KUHP
            Mengenai penggeledahan, Abdullah   RAKYAT (DPR) JUSTRU AKAN      membuat hukum di Indonesia tidak bisa
          sepakat bila kewenangan tersebut ha­                               beradaptasi dengan potensi kejahatan­
          rus mendapatkan izin dari pengadilan  MERUSAK KEPASTIAN HUKUM      kejahatan baru yang akan muncul di
          sebagai upaya menghormati privasi se­     DI INDONESIA.            masa depan. Salah satu kejahatan itu
          seorang.                                                           adalah kejahatan dunia maya atau cy-
            Abdullah menyarankan agar hukum                                  bercrime yang semakin berkembang
          di Indonesia tetap menganut kodifi­  Sementara itu, Guru Besar Hukum   saat ini.
          kasi terbuka (pemisahan tindak pidana   Pidana Universitas Padjajaran  (Unpad),   “Belum lagi nanti potensi­potensi
          umum dan khusus). Menurut dia, sistem   Prof Romli Atmasasmita menilai, ke­  kejahatan cyber, kan susah kalo misal­
          hukum­kodifikasi­terbuka­jauh­lebih­baik­  beradaan revisi Kitab Undang­Undang   kan diubah­ubah lagi. Jadi kita sudah
          dan bisa beradaptasi dalam menjawab   Hukum Pidana yang diusulkan pemerin­  benar, Hal­hal seperti terorisme, ko­
          potensi­potensi kejahatan baru seiring   tah ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)   rupsi, pencucian uang, human traffick-
          perkembangan zaman.              justru akan merusak kepastian hukum   ing keluarkan saja sudah (dari revisi
            Jika revisi KUHP disetujui oleh DPR,   di Indonesia. Ia menilai jika revisi KUHP   KUHP), nanti persoalan politisnya
          Abdullah meminta agar tindak pidana   disetujui, Indonesia akan mengalami ke­  Komisi III DPR bisa menanggung malu



          36  EDISI 129 TH. XLV, 2015
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41