Page 33 - MAJALAH 129
P. 33
masih kurang optimal. Dan temuan
temuan tersebut merupakan indikasi
awal dari terjadinya penyelewengan
penyelewengan di bidang keuangan.
Rekomendasi BPK terlihat lebih bersi
fat teknis, sementara sebenarnya yang
diperlukan, baik oleh BPJS Kesehatan
maupun BPJS Ketenagakerjaan adalah
peningkatan profesionalisme manaje
men dan perubahan paradigma dalam
pengelolaannya untuk perbaikan dan
kemajuan. Hal ini akan berdampak pada
lenggaraan BPJS ini, hal ini dibuktikan Adanya temuan BPK tersebut menun pengelolaan dan optimalnya pelayanan
dengan adanya tahapan yang hendak jukkan terdapat kelemahan profesional pada masyarakat. Mengingat peranan
Pemerintah capai dimulai dari pemben isme manajemen dan staf baik pada BPJS nya sangat penting dalam memberikan
tukan regulasinya di tahun 2011, dilan Kesehatan maupun BPJS Ketenagaker jaminan kesehatan dan sosial.
jutkan dengan pembentukan peraturan jaan sehingga praktek pengelolaannya
pelaksanaannya di tahun 2012, pemba
haruan struktur dan infrastruktur di Jenis Kepesertaan Total Iuran Pembayar Dasar Perhitungan
tahun 2013 sampai dengan pelaksanaan a. PNS, TNI,Polri 5% 3% Pemerintah Gaji pokok dan
tunjangan keluarga
2% Pekerja
BPJS Kesehatan di awal Januari 2014, dan
BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Juli 2015. b. Pegawai Pemerintah Non PNS 5% 3% Pemerintah Gaji Tetap
2% Pekerja
Dari berbagai hasil temuan BPK itu,
dapat disimpulkan bahwa kelemahan SPI c. Pekerja Penerima Upah
Swasta, BUMN, dll
dan kepatuhan terhadap peraturan atas (i) 2014 4,5% 4% Pemberi Kerja Gaji pokok dan
pengalihan PT. Askes (Persero) men 0,5% Pekerja tunjangan tetap
jadi BPJS Kesehatan, dan PT. Jamsostek (ii) 2015 5% 4% Pemberi Kerja Gaji pokok dan
(Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan 1% Pekerja tunjangan tetap
terdapat pada belanja yang tidak sesuai d. Penerima Pensiun 5% 3% Pemerintah Gaji pokok dan
atau melebihi ketentuan, penyimpangan 2% Pekerja tunjangan keluarga
terhadap peraturan perundangunda e. Veteran, Perintis Kemerdekaan, 5% Pemerintah Tunjangan
dan ahli warisnya
ngan bidang teknis tertentu atau keten
tuan intern organisasi yang diperiksa f. Pekerja Bukan Penerima Upah Sesuai kelas Pekerja Kelas III: Rp 25.000
perawatan yang
Kelas II: Rp 42.000
tentang pendapatan dan belanja, dan dipilih Kelas I: Rp 59.000
penyimpangan terhadap peraturan g. Bukan Pekerja Sesuai kelas Yang bersangkutan Kelas III: Rp 25.000
perundangundangan bidang tertentu perawatan yang Kelas II: Rp 42.000
dipilih
Kelas I: Rp 59.000
lainnya seperti kehutanan, pertambang h. Penerima Bantuan Iuran (PBI) Rp 19.225 Pemerintah
an, perpajakan, dll.
PERJALANAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
Sistem jaminan sosial nasional meru yang lebih menyeluruh dan terpadu. Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pelaksanaan dari Pasal 5 ayat (1) dan
pakan program negara yang bertujuan Dengan ditetapkannya Undang- pengembangan program dan untuk Pasal 52 UndangUndang Nomor 40 Ta
memberikan kepastian perlindungan dan Undang Nomor 40 Tahun 2004 ten sebesarbesarnya kepentingan Peserta. hun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat tang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Pembentukan UndangUndang Ten Nasional yang mengamanatkan pemben
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal bangsa Indonesia telah memiliki sistem tang Badan Penyelenggara Jaminan So tukan Badan Penyelenggara Jaminan
28H ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dan Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indo sial ini merupakan pelaksanaan Undang Sosial dan transformasi kelembagaan
Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) Undang nesia. Untuk mewujudkan tujuan sistem Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang PT. Askes (Persero), PT. Jamsostek
Undang Dasar Negara Republik Indone jaminan sosial nasional perlu dibentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional, setelah (Persero), PT. TASPEN (Persero), dan
sia Tahun 1945. Selain itu, dalam Keteta badan penyelenggara yang berbentuk Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap PT. ASABRI (Persero) menjadi Badan
pan Majelis Permusyawaratan Rakyat badan hukum publik berdasarkan prinsip perkara Nomor 007/PUUIII/2005, guna Penyelenggara Jaminan Sosial.
Nomor X/MPR/2001, Presiden ditugas kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, memberikan kepastian hukum bagi pem
kan untuk membentuk sistem jaminan kehatihatian, akuntabilitas, portabilitas, bentukan BPJS untuk melaksanakan pro Penulis: Sukmalalana, S.E., S.S. (Analis di Ba-
sosial nasional dalam rangka memberi kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, gram Jaminan Sosial di seluruh Indonesia. gian Analisa Pemeriksaan BPK & Pengawasan
kan perlindungan sosial bagi masyarakat dan hasil pengelolaan Dana Jaminan UndangUndang ini merupakan DPD) | Penyunting: sf (Parlementaria)
EDISI 129 TH. XLV, 2015 33