Page 34 - MAJALAH 129
P. 34

legislasi










































                          REVISI UU KUHP
          Anggota Komisi III
            DPR, Arsul Sani
                          SEBAIKNYA DILENGKAPI

                          PASAL PENGAMAN



                          Hari-hari ini publik disuguhi kontroversi revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
                          (KUHP) dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Sejumlah kalangan
                          menolak revisi terhadap dua kitab undang-undang (UU) ini, karena ditengarai materinya
                          tak sensitif terhadap agenda pemberantasan korupsi, bahkan melemahkan posisi Komisi
                          Pemberantasan Korupsi (KPK).

                                 UHP dan KUHAP adalah UU yang paling   Kejaksaan Agung, Polri dan KPK.
                                 tua usianya dibandingkan dengan UU yang   “Seandainya terjadi kodifikasi total, kita akan
                                 lain. Bahkan KUHP adalah warisan produk   buat pasal­pasal pengaman agar lembaga­lembaga
                          Khukum Belanda. Sedang kan KUHAP, wa­      hukum tidak dilemahkan. Apakah itu di ketentutan
                          laupun produk asli Indonesia, namun juga telah   penutup dan ketentuan peralihan,” kata dia.
                          berusia senja karena dibuat tahun 1981.      Namun politisi dari Partai Persatuan Pem­
                             Dalam Forum Legislasi yang digelar di Gedung   bangun an tersebut menilai hukum di Indonesia
                          DPR, Jakarta, Selasa (15/9), Anggota Komisi III DPR   lebih baik menganut sistem kodifikasi terbuka
                          dari F­PPP, Arsul Sani menyarankan agar revisi   dibandingkan­kodifikasi­tertutup.­Menurut­dia,­pe­
                          KUHP dilengkapi dengan pasal pengaman jika di­  misahan tindak pidana khusus dan tindak pidana
                          setujui oleh DPR. Hal tersebut merupakan cara un­  umum merupakan langkah yang sudah tepat.
                          tuk melindungi lembaga­lembaga penegak hukum   “Kalau KUHP sering­sering diamandemen itu
                          dari upaya pelemahan kewenangan yang dimiliki   nantinya, pembuat KUHP ini terkesan tidak mampu
                          oleh lembaga­lembaga penegak hukum, seperti   berpikir jangka panjang jauh ke depan,” kata dia.



          34  EDISI 129 TH. XLV, 2015
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39