Page 54 - MAJALAH 129
P. 54
kunjungan kerja
Tim Panja
Perlindungan Anak PEMPROV HARUS SERIUS
Komisi VIII DPR RI
TANGANI MARAKNYA
mengunjungi Kalbar
KEKERASAN ANAK
danya Kabut Asap tak menghalangi Pani Anak) dimana ketiga badan dan lembaga itu bertu
tia kerja (Panja) Perlindungan Anak Komisi gas meningkatkan perlindungan terhadap hakhak
VIII DPR RI untuk menjaring aspirasi serta dan pemenuhan kebutuhan anak.
Amelakukan pengawasan terhadap perlin Atas upaya tersebut Wakil Ketua Komisi VIII DPR
dungan anak di dua wilayah, Kalimantan Barat dan RI, Deding Ishak mengapresiasinya. Namun ke
Kepulauan Riau, barubaru ini. tiga lembaga/badan tersebut sejatinya harus bisa
bekerjasama dengan seluruh stake holder terkait.
KALIMANTAN BARAT Pasalnya angka kejahatan terhadap anak khusus
nya perdagangan anak di Provinsi Kalbar menurut
Di negeri “Seribu Sungai” ini Panja Perlindungan data dari International Organization for Migrant,
Anak Komisi VIII mendapat informasi terkait upaya menduduki peringkat kedua terbesar se Indonesia
pemerintah Provinsi Kalimantan Barat memberi setelah Jawa Barat.
kan perlindungan terhadap anak Indonesia yang Hal senada juga diungkapkan anggota Komisi
berada di wilayahnya. Salah satunya dengan pem VIII DPR RI, Kuswiyanto yang ikut mengunjungi
bentukan sejumlah regulasi, sebut saja Peraturan provinsi ini. Kus, begitu ia biasa disapa, menilai
Daerah Provinsi Kalbar,atau Peraturan Gubernur pengimplementasian Perda Perlindungan Anak di
Kalimantan Barat No.4 Tahun 2015 tentang Per Kalbar masih dipertanyakan, meski Kalimantan
lindungan Anak. Barat telah memiliki Peraturan Daerah untuk mem
Menyusul sejumlah regulasi tersebut, terben berikan perlindungan terhadap anakanak.
tuklah pembentukan Badan Pemberdayaan Perem “Berbagai Perda dan program yang dibuat Pem
puan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana prov Kalbar dalam melindungi anak Indonesia
(BP3AKB) Provinsi Kalbar, Komisi Perlindungan memang sangat baik, dan kami apresiasi itu, tapi
Anak Indonesia Daerah (KPAID), P2TP2A (Pusat bagaimana implementasinya di masyarakat? tentu
Pelayanan Terpadu Perempuan dan Perlindungan semua akan percuma jika tidak dilaksanakan ber
54 EDISI 129 TH. XLV, 2015