Page 55 - MAJALAH 129
P. 55

bagai peraturan tadi. Akibatnya angka   Ia berharap ke depan pemerintah   Ratnasari, anggota Komisi VIII DPR Dapil
            kekerasan terhadap anak masih tinggi,”   mampu membangkitkan kembali se­  Jawa Barat yang turut prihatin jika pe­
            ujar Kus.                         mangat Pancasila kepada anak­anak dan   nanganan masalah psikologi anak belum
               Lebih lanjut Politisi dari Fraksi PAN   generasi muda. Salah satunya dengan   maksimal bahkan kurang tersentuh. Ia
            ini mengatakan selain pengimplementa­  memasukkan pelajaran Pancasila sejak   mengusulkan agar pihak LPKA melaku­
            sian Perda Perlindungan Anak yang ma­  dini ke dalam kurikulum, mulai jenjang   kan kerja sama dengan kampus­kampus
            sih belum terlihat  di masyarakat, ia juga   PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK,   yang memiliki jurusan psikologi untuk
            menilai belum adanya berbagai fasilitas   Sekolah Dasar dan seterusnya.   membantu proses rehabilitasi mental
            atau sarana dan prasarana ramah anak                                anak­anak yang tersangkut masalah hu­
            juga membuat kota dan Kabupaten di  KEPULAUAN RIAU                  kum.
            Kalbar belum dapat menjadi kota Layak                                 Sementara itu, Anggota Komisi VIII
            Anak.                               Pada kesempatan yang sama,  Tim   DPR Abdul Fikri Faqih mengatakan LPKA
               Pada kesempatan itu Kepala Badan   Komisi VIII lainnya juga mengunju­  merupakan Lembaga Pembinaan Anak
            Pemberdayaan Perempuan, Perlindung­  ngi Provinsi Kepulauan Riau. Kunju­  dibawah Kementerian Hukum dan HAM
            an Anak,Keluarga Berencana (BP3AKB)   ngan Panja Perlindungan Anak Komisi   yang harus bersinergi dengan Kemen­
            Kalbar, Ana Veridiana Iman Kalis, meng­  VIII tersebut dilakukan untuk melihat   terian lain seperti Kementerian Sosial,
            ungkapkan pihaknya menemukan ba­  perkembangan rutan khusus anak per­  Kementerian Pemberdayaan Perempuan
            nyak praktik kawin kontrak di daerah     tama di Kepri yang belum lama dires­  dan Perlindungan Anak dan Kementeri­
            Singkawang, kemudian melahirkan anak   mikan namun harus lebih dahulu dire­  an Pendidikan.
            tanpa ayah. Hingga akhirnya hak anak   novasi mengubah rutan dewasa menjadi   Dari laporan yg diterima Komisi VIII
            terabaikan, bahkan tidak sedikit terjadi   khusus anak.             DPR, anggaran yang dikucurkan senilai
            kekerasan terhadap anak.            Menurut anggota Komisi VIII DPR RI   1,4 miliar. Hal tersebut belum memadai
               Terkait hal itu, Anggota Panja PA Bisri   Itet Tridjajati saat Kunjungan Kerja Panja   untuk penunjang rutan seluas 8000 me­
            Romli mendorong agar Pemprov Kali­  Perlindungan Anak ke LPKA Kelas II B   ter persegi. Termasuk bangunan baik
            mantan Barat segera membuat regu­  Batam, baru­baru ini, pola pembinaan   ruang pendidikan, taman bermain, per­
            lasi untuk meminimalisir bahkan meng­  di Lembaga Pembinaan Khusus Anak   pustakaan serta fasilitas kesehatan dan
            hentikan praktik kawin kontrak, dan   (LPKA) bertujuan memulihkan mental   pendidikan.
            memberikan perlindungan yang utuh   anak yang tersangkut masalah hukum.  Pada kesempatan itu,  Anggota Panja
            kepada anak­anak Indonesia khususnya   Masalah psikologi atau perbaikan   Perlindungan Anak Komisi VIII DPR RI
            di wilayah Kalbar.                mental Anak Berhadapan dengan Hu­  mengungkapkan kekecewaannya atas
               Sementara itu,  Anggota Komisi VIII   kum (ABH) harus menjadi perhatian   ketidak hadiran Gubernur maupun Sek­
            DPR RI, Dave Akbar Laksono secara glo­  bersama, karena itu LPKA harus men­  retaris Daerah, namun hanya diwakili
            bal menilai tingginya angka kekerasan   jadi tempat tinggal yang layak bagi anak.   Plh Asisten III Pemprov Kepri, Misbardi
            terhadap anak merupakan akibat me­  Selain itu sistem yang diterapkan terha­  pada pertemuan tersebut.
            rosotnya moralitas. Hal itu menurutnya   dap warga binaan anak harus dibedakan   “Kami cukup kecewa, sebab para
            karena minimnya pengetahuan tentang   dengan warga binaan dewasa.   pengambil kebijakan yang seharusnya
            ideologi bangsa, yakni Pancasila.   Hal senada juga diungkapkan Desy   membahas persoalan yang krusial yakni
                                                                                Gubernur atau Sekda tidak ada,” sergah
                                                                                Bowo Sidik Pangarso, anggota Panja
                                                                                Perlindungan Anak Komisi VIII DPR RI.
                                                                                  Fikri menambahkan kekecewaan
                                                                                ini lebih kepada problematika disini,
                                                                                sekarang seperti tidak punya problem,
                                                                                se perti tidak punya masalah, padahal
                                                                                Kepri ini menjadi wilayah fokus DPR ter­
                                                                                hadap perlindungan anak.
                                                                                  Bowo mengungkapkan dengan ba­
                                                                                nyaknya permasalahan sosial dan pe­
                                                                                lindungan anak di Kepri, pihaknya akan
                                                                                mendorong agar provinsi ini mem­
                                                                                peroleh anggaran dari pusat yang me­
                                                                                madai, agar persoalan tersebut dapat
                                                                                segera dibenahi secara keseluruhan.
            Tim Panja Perlindungan Anak Komisi VIII DPR RI saat mengunjungi Kepri  (AYU,ODJIE) FOTO: NAEFUROJI, AYU/PARLE/IW


                                                                                          EDISI 129 TH. XLV, 2015  55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60