Page 52 - MAJALAH 121
P. 52

Gayung bersambut, Laksmi  Sayangnya, Tuhan berkehendak
                                                  pun merasakan hal yang tak   lain, Dipo dipanggil menghadap Il­
                                                  jauh berbeda dari Rambe.   lahi setelah mampu membanggakan
                                                  Tak membutuhkan waktu  kedua orangtuanya. Sementara un­
                                                  lama bagi keduanya untuk   tuk putri sulungnya, ia mengaku
                                                  bersatu.  Setahun  setelah   tak kalah membanggakannya dari
                                                  menjalani  masa pacaran,  sang adik. Ia lulus dari IPB (Institut
                                                  tepatnya tahun 1986 ke­    Pertanian Bogor) dengan S2 dari
                                                  duanya berjanji untuk me­  Fakultas Hukum UGM (Universitas
                                                  ngarungi kehidupan ber­    Gajahmada) Yogjakarta.
                                                  sama dalam suka dan duka.
                                                                             Dalam mendidik putra­putrinya,
                                                  Ia pun teringat keinginan   Rambe mengaku mengikuti jejak
                                                  lamanya untuk menjadi      kedua orangtuanya yang selalu
          sempat datang ke kampung hala­   seorang dokter. Kini mesti gagal   memberikan kebebasan kepada
          mannya dan mendapat sambutan     menjadi dokter, namun ia berhasil   anak­anaknya. Sikap demokratis itu
          yang begitu meriah dari warga  memperistri seorang dokter.         jualah yang ia terapkan kepada pu­
          kampungnya.                                                        tra­putrinya, termasuk dalam me­
                                           “Meski masih berstatus mahasiswa   nentukan bidang yang diminatinya.
          Dalam perjalanan politik Rambe   S2 namun ketika itu saya sudah    Rambe mengatakan bahwa sebagai
          yang cukup mengagumkan adalah    bekerja, dan calon istri saya ketika   orangtua, ia hanya bisa mengawasi
          saat memasuki masa reformasi,    itu juga sudah akan lulus kedok­  dan memberikan pemahaman ke­
          tatkala para politikus di bawah  teran gigi. Saya lihat dia juga serius,   pada anak­anaknya, selanjutnya
          naungan beringin itu “lompat” ke   itulah yang akhirnya membuat saya   sang anaklah  yang menentukan
          partai lainnya, Rambe tetap berdiri   yakin untuk menikahi dia,” kisah   sendiri masa depannya.
          tegak di bawah pohon beringin. Ia   Pria kelahiran 24 Oktober 1956 ini.
          tetap menunjukan loyalitasnya se­                                  Tak heran jika kemudian, putri su­
          bagai kader Golkar sejati.       Dari pernikahannya tersebut, ke­  lungnya pun belum tertarik  un­
                                           duanya dikaruniai dua putra­putri  tuk terjun ke panggung politik ta­
          “Satu pesan ayah yang selalu saya   yang sangat dicintainya, Nursyamsi   nah air mengikuti jejak sang ayah.
          pegang, yakni loyalitas. Ayah saya   Gemawati dan (alm) Dipo Adrian­  Untuk hal itu Rambe tidak ingin
          mengajarkan saya untuk tetap loyal   syah. Khusus untuk putra bung­  menyesali nya. Ia yakin bahwa apa
          dan setia dengan Golkar, karena   sunya yang sudah terlebih dahulu  yang telah menjadi pilihan putrinya
          loyalitas dalam berpolitik itu sangat                              itu adalah yang terbaik bagi dirinya.
          penting. Jadi saat masa sulit Golkar
          hingga saat ini tidak ada niat saya                                “Bagi saya keluarga adalah segala­
          untuk berpaling dari Golkar, meski­                                nya. Oleh karena itulah saya mem­
          pun dalam politik hal itu diperbo­                                 bebaskan anak­anak saya untuk
          lehkan,” ujar Pemangku gelar Sutan                                 memilih jalan hidupnya sendiri.
          Parnaungan Humala Diatas.                                          Saat mereka tidak ingin mengiku­
                                                                             ti jejak ayahnya sebagai politikus
          Keluarga Adalah Segalanya                                          ya tidak masalah, saya yakin itu
                                                                             adalah yang terbaik untuk mereka.
          Ada kisah lain dibalik keaktifan­                                  Orangtua hanya mengarahkan dan
          nya berorganisasi. Saat menjadi  menghadap Illahi, Rambe mengaku   mengawasi, selanjutnya terserah
          mahasiswa, ia ditugaskan menjadi   sangat bangga terhadapnya. Ia me­  mereka. Dan syukurnya putri dan
          pembicara di UGM, Yogjakarta, ia  miliki kemampuan berpikir yang   alm putra saya semuanya mampu
          melihat sosok wanita yang entah  cukup membanggakan. Lulus ITB  membanggakan orangtua dan ke­
          kenapa dirasakannya begitu ber­  (Institut Teknologi Bandung) de­  luarga, itu merupakan kebahagiaan
          beda dari mahasiswi kebanyakan.  ngan nilai yang cukup baik, bahkan  yang tidak terkira,” pungkasnya
          Adieb Grace Laksmi, nama lengkap  sempat menjadi juara umum. Ia pun   sambil beranjak menuju ruang rapat
          wanita yang belakangan diketahui   sempat bekerja di Perusahaan Mi­  Komisi II untuk melanjutkan agenda
          sebagai Mahasiswi Fakultas Kedok­  nyak dan Oil Conoco.            rapatnya. (Ayu) foto: naefurodjie, andr/
          teran Gigi UGM.                                                    parle/hr



          52  PARLEMENTARIA  EDISI 121 TH. XLV, 2015
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57