Page 49 - MAJALAH 121
P. 49
Masa Kecil Ingin Menjadi Pejabat petani yang mengerjakan ladang be mulai membaca pelajaran yang
milik kedua orangtuanya. Terik akan dipelajari esok hari.
Jiwa sosial dan organisatoris Rambe matahari sama sekali bukan men
sudah tampak sejak kecil, bahkan jadi halangan bagi Rambe untuk “Malam hari saya harus belajar.
bisa dikatakan hal itu menurun dari melakukan itu, semua dilakoninya Orangtua saya sangat menekankan
kedua orangtuanya yang seorang dengan hati ikhlas dan gembira. pendidikan. Bahkan bisa dikatakan
kepala dewan negeri (sekarang di Pinarik, keluarga sayalah yang
bernama lurah). Tak berlebihan jika Lucunya, setelah mengantar ma pertama menyandang gelar sar
dikatakan keluarga Rambe terma kanan ia mencuricuri waktu untuk jana,” kisah putra dari Longgom
suk orang terpandang di desanya, bermain bola di ladang, kebetulan Rambe dan Djaniah Ritonga.
Pinarik. Meski memiliki berbagai teman sebayanya banyak yang ikut
fasilitas yang cukup memadai di menemani orangtuanya yang ten Suatu ketika Rambe melihat war
zamannya, namun tak sedikit pun gah menggarap ladang milik orang ga di kampungnya kedatangan
rasa sombong dan angkuh dalam tua Rambe. Ketika matahari mulai seorang tamu. Ramairamai warga
dirinya. perlahan naik ke ufuk barat, baru kampungnya memotong kambing,
lah Rambe kembali ke rumah. Usai menggelar tikar dan mengeluarkan
Hal itu terbukti, usai pulang seko membersihkan tubuhnya dari ke meja serta kursi dari sekolah terse
lah di SDN, Bakaran Batu, Rantau ringat dan debudebu yang melekat but. “Pasti tamu ini bukan orang
Parapat, tepatnya pukul satu siang ditubuhnya, Rambe pun segera sembarangan, ia pasti orang hebat
Rambe harus pergi ke sawah me mengambil buku dan belajar. De dan pejabat, buktinya penyambutan
ngantarkan makanan untuk para ngan diterangi lampu templok Ram kedatangannya sangat luar biasa,”
PARLEMENTARIA EDISI 121 TH. XLV, 2015 49