Page 51 - MAJALAH 138
P. 51

NU yang Soekarnois                yang konon merupakan singkatan dari   tentu memilih PDI Perjuangan (Saat
               Uniknya meski kental dengan    Memang Gagah wanita Indonesia),   itu PDI -red), Kakak memilih Golkar,
                                              Guntur (Gunakanlah Tenagamu untuk
 soekarnois dari   melengkapi kehidupan putra-putrinya   Rakyat).  Tapi  untuk yang satu  itu   dan adik saya PPP. Alhamdulillah
            ajaran  NU,  namun  sang  ayah  juga
                                                                                sampai sekarang tidak pernah ada
                                              saya belum konfirmasi ke bu Mega
            dengan ajaran sang proklamator. Masih
                                                                                gesekan antar keluarga dan saudara.
                                              ya,”ungkap Said diselingi tawa.
 timur Pulau garam  diingat Said, sang ayah mengumpulkan   SMAN 1 Sumenep jiwa organisatorisnya     Orangtua saya benar-benar NU yang
                                                 Memasuki usia SMA, tepatnya di
            an ak - an akn y a  han y a  un tuk
                                                                                moderat,”akunya.
            memperdengarkan pidato Presiden

            Pertama Indonesia itu. Saat mendengar
                                              organisasi sekolah, ia pun mulai terjun
            suara khas Bung Karno yang sangat   semakin terligat. Selain aktif dalam   Lewati Masa-Masa Sulit
                                                                                   Usai memimpin Banteng Muda
            kharismatik itu, dada Said yang saat itu   dalam organisasi politik di luar sekolah.   Indonesia di Kabupaten Sumenep,
            masih duduk di bangku SDN Kepanjin,   Ia pun bahkan sempat duduk dalam   jiwa muda Said tertantang untuk
            Sumenep itu pun langsung berdegup   kepengurusan organisasi tersebut.   “menaklukan” ibukota. Ia pun
            keras. Degupan yang mengisyaratkan   Dalam OSIS SMA misalnya, tahun   memutuskan hijrah ke Jakarta. Saat
            semangat nasionalisme yang mulai   1981 ia pernah dipercaya menjadi   inilah ia sempat melalui masa-masa
            bergejolaknya dalam jiwa mudanya.   sekertaris OSIS SMAN 1 Sumenep.   sulit. Ia hidup menumpang di rumah
            Memasuki usia SMP, sang ayah pun   Sementara di organisasi luar sekolah   salah satu temannya selama beberapa
            melengkapi pendidikan kebangsaan   ia sempat terpilih menjadi Ketua DPC   hari. Namun, lama tak jua memperoleh
            bagi anak-anaknya lewat buku-buku   Majelis Muslimin Indonesia Kabupaten   pekerjaan tetap, alhasil Said pun
            tentang Soekarno.
               “Kondisi perpolitikan saat itu
            membuat ayah harus sembunyi-
            sembunyi memperdengarkan rekaman
            pidato Bung Karno yang didapatnya.
            Begitupun ketika SMP dimana ayah
            saya mulai membelikan kami buku-
            buku tentang Soekarno, beliau
            meminta kami untuk tidak membawa
            buku tersebut ke luar dari rumah.
            Buku-buku itu menjadi ‘makanan’
            Kami sehari-hari,”kisah pria kelahiran
            Sumenep, 22 Oktober 1962 ini.
               Masih diingatnya, buku pertama
            tentang Soekarno yang diberikan sang
            Ayah bertajuk SARINAH. Buku Sarinah                                                                  foto : andri/iw
            isinya kurang lebih tentang perjuangan
            perempuan saat itu. Konon nama
            itu diambil dari nama salah seorang   Di sela-sela Rapat Kerja dengan Pemerintah
            pengasuh Soekarno yang juga ikut
            memberikan pendidikan budi pekerti   Sumenep. Sebagai pengagum sang   menerima tawaran menjadi tukang
            pada Presiden Pertama Indonesia itu.   proklamator, Said pun  bergabung   cuci mobil di Jombang, Ciputat.
            Namun pada masa itu tidak jarang Said   dengan organisasi kepemudaan yang   “Sekitar tahun 1986 saya merantau
            mendengar slogan bahwa SARINAH itu   menjadi kaderisasi PDI Perjuangan   ke Jakarta. Di Jakarta saya tidak tahu
            merupakan singkatan dari kalimat “Siapa   (ketika  itu  masih  PDI).  Ia  sempat   harus melakukan apa. Saya tidak
            Anti Republik Indonesia Nanti Akan   terpilih menjadi Ketua DPC Banteng   punya pekerjaan. Ada tawaran menjadi
            Hancur”. Tidak hanya Said pun kerap   Muda Indonesia Kabupaten Sumenep   tukang cuci mobil di Jombang, Ciputat
            mengoleksi foto-foto sang proklamator.  untuk periode 1982-1985.    ya saya terima dari pada tidak pegang
               “Buku Sarinah kan sangat populer   “Alhamdulillah orangtua saya   duit sama sekali. Apa salahnya menjadi
            saat itu.  Bahkan  sempat  beredar   sangat liberal, beliau hanya berpesan   tukang cuci mobil?.Dari hasil mencuci
            kabar bahwa Sarinah itu merupakan   satu yakni tanggung jawab. Ya kami   mobil sehari saya dapat lima ratus
            singkatan dari Siapa Anti Republik   harus bertanggung jawab terhadap   perak, untuk makan tiga kali sehari
            Indonesia Nanti Akan Hancur. Ketika itu   tindakan kami masing-masing. Hal itu   habis dua ratus lima puluh perak.
            memang banyak singkatan-singkatan   terbukti dengan pilihan partai politik   Sisanya dua ratus lima puluh perak lagi
            yang  beredar,  seperti  nama  Putra-  di keluarga saya yang berbeda-beda   bisa dikumpulkan untuk kebutuhan
            putri Bung Karno, seperti Megawati   semua. Saya yang seorang Soekarnois   lainnya. Ya alhamdulillah,”kisahnya.



                                                                         PARLEMENTARIA l  EDISI 138 TH. XLVI - 2016  l  51
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56