Page 75 - MAJALAH 138
P. 75

Sebuah renungan, berapa banyak   bukan sekedar bicara keadilan   wajib hukumnya. Bahkan, cukuplah
            kaum Hawa yang terkategori super itu?   berbagi peran di lembaga Dewan.   rasional jika prosentasinya dinaikkan
            Ada tapi tetap terbatas kuntitasnya.   Tapi, ada makna strategis dari   lagi. Hal ini sejalan dengan faktualitas
            Keterbatasannya – bisa jadi – karena   kualitas komitmen bahkan daya juang   kuantitas data perempuan di Tanah
            terkait dengan kodratnya yang harus   ketika urusannya terkait kepentingan   Air ini. Analisis komparatif gender ini
            berbagi dengan kepentingan rumah   perempuan. Terdapat nurani bahkan   tidaklah mengada-ada atau berlebihan,
            tangganya (urus  suami  dan  anak-  empati yang begitu kuat ketika   tapi demi konstruksi tatanan sosial dan
            anaknya). Jika, ia lajang, maka – kodrat   subyeknya sama sebagai perempuan.   sektor lainnya yang lebih baik. Untuk
            perempuan secara fisik – juga sering   Secara empirik, ada beberapa hal   kepentingan Indonesia dan inilah
            menjadi persoalan tersendiri, padahal   yang tidak mungkin dirasakan pria   dimensi holistik perempuan untuk
            medan tempur yang dihadapi mutlak   seperti melahirkan atau menstruasi.   negeri ini.
            memerlukan energi dan stamina prima.   Bahkan, ada hal-hal lain yang jauh   Jika perjuangan pro perempuan
            Maka, fron terbuka (perang langsung   lebih besar dan sangat mendasar bagi   ini dihadang kalangan pria karena
            antar perempuan versus pria) menjadi   jati diri perempuan. Tidak tertutup   persoalkan gender, maka resistensi itu
            faktor krusial keterbatasan kaum Hawa   kemungkinan akan muncul rasa gerah   sesungguhnya tidak mencerminkan
                                                                                keberpihakan untuk perubahan
                                                                                Indonesia yang lebih baik. Karena itu,
                                                                                tidaklah berlebihan jika kita selaku
                                                                                perempuan harus menggalang aksi
                                                                                dan opini publik guna sadarkan kaum
                                                                                perempuan itu sendiri, juga untuk
                                                                                menghindari kesalahpahaman kaum
                                                                                pria  terhadap  gerakan  restorasi
                                                                                pro perempuan di parlemen ini.
                                                                                Atas nama perubahan nasib bangsa
                                                                                Indonesia yang lebih baik haruslah
                                                                                didahului dengan mengubah potret
                                                                                keterwakilan perempuan di parlemen
                                                                                sebagai pijakan rekonstruksi tatanan
                                                                                kebijakan.
                                                                                   Akhir kata, tuntutan pemenuhan
                                                                                foto : andri/iw  persoalan ketidakadilan pembagian
                                                                                kuota 30% perempuan bukanlah hanya
                                                                                peran politik di lembaga parlemen.

                                                                                pada peran kaum lelaki, tapi jauh
            Parlemen Perempuan Indonesia mempersiapkan peringatan Hari Wanita Internasional.  Juga, bukan masalah ketidakpercayaan
                                                                                lebih substansial. Yakni, perbaikan
                                                                                kepentingan kaum Hawa untuk
            memasuki lembah parlemen.         atau tak rela ketika melihat persoalan   kepentingan Indonesia yang lebih
               Karena itu, ketentuan UU Pe-   perempuan yang mendera, baik
            milu  yang masih memperhadapkan   saat ini atau masa lalu dan akhirnya   menyeluruh.
                                                                                   Karena itu, tuntutan kouta perem-
            perempuan versus lelaki secara head   menatap masa depan.           puan yang harus dipenuhi merupakan
            to head perlu direkonstruksi. Arahnya,   Keterpanggilan sesama perempuan   sikap nasionalisme yang sesunguhnya.
            pertempuran hanya bersaing dengan   inilah yang mendorong kuat bagai-  Spirit nasionalisme ini sesungguhnya
            entitas kandidat yang sama: lelaki   mana persoalan perempuan yang   menjadi tuntutan yang sangat
            versus lelaki. Juga, perempuan versus   mengemuka dari berbagai aspek   mendasar: hayo bersama-sama dan
            perempuan, bukan lagi dengan para   kehidupan harus dicari kerangka   bahu-membahu atas persoalan bangsa
            calon anggota legislatif kaum pria.   solusinya secara konstruktif-per-  dan negara yang kini sungguh berat dan
            Andai model persaingan terbuka    manen, setidaknya berjangka panjang.   besar tanggung jawabnya. Karena itu,
            sesama jenisnya, maka kuota pe-   Komitmen seperti ini – secara prediktif   kesadaran menghadirkan keterwakilan
            rempuan 30% pasti terisi, bukan   – akan membuahkan peta perubahan   perempuan secara proporsional dan
            hayali. Kini, bagaimana mewujudkan   kepentingan kaum Hawa. Bahkan,   jaminan masuk sesuai kuotanya seperti
            sekaligus merumuskan keinginan    tidak  tertutup  kemungkinan  bagi
            kuota perempuan itu?              kepentingan seluruh anak-bangsa ini.   yang tertuang dalam ketentuan UU
                                                                                haruslah dilihat sebagai cita-cita
                                                 Mencermati kuantitas jumlah
            Makna Strategis Keberimbangan     perempuan, apalagi dikaitkan dengan   kebangkitan untuk negeri dan bangsa
                                                                                tercinta ini.
            Keterwakilan                      kualitas persoalannya, maka urgensi
               Amanat UU Pemilu No 7 Tahun    pemenuhan kuota 30% perempuan        Penulis: Sekjen DPP Partai NasDem
            2013 terkait representasi perempuan   bukan hanya sangat kuat, tapi memang
                                                                                dan Sekjen DPR RI Periode 2008 - 2013.


                                                                         PARLEMENTARIA l  EDISI 138 TH. XLVI - 2016  l  75
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80