Page 38 - MAJALAH 125
P. 38

LEGISLASI




          kuan itu lolos dan disahkan men-  Ini mendesak, lantaran maraknya   Afrizal menambahkan, setidaknya
          jadi undang-undang, maka kondisi   peredaran buku dengan konten  ada empat harapan terkait penting-
          riil perbukuan dan penulis buku   yang bertentangan dengan norma   nya UU Perbukuan. Pertama, de-
          di tanah air tak akan mengalami   agama, moral, dan etika. “Lembaga   ngan adanya UU Perbukuan, akan
          perbaik an. Sebab, selama ini penu-  sensor buku terlalu sederhana, yang  jelas hak dan kewajiban pemerin-
          lis buku dalam kondisi sulit.    kita perlukan sekarang undang-un-  tah, industri (penerbit), pembaca
                                           dang perbukuan”, katanya.         (masyarakat) maupun stakeholder
          Ia mencontohkan pajak yang di-                                     lainnya.
          tagih dua kali kepada penulis setiap   Menurut Afrizal, dengan adanya
          naskahnya  akan diterbitkan. Per-  Undang-undang Perbukuan semua   Kedua, dengan adanya UU Perbu-
          tama saat naskah disetujui untuk   hak dan kewajiban akan tercantum   kuan, diharapkan lahir Badan Per-
          diterbitkan, yang kedua ketika su-  dan termuat dalam undang-undang   bukuan Nasional yang indepen-
          dah jadi buku.                   tersebut. Misalnya, apa hak pener-  den. Ketiga, setelah adanya Badan
                                           bit, hak penulis, dan hak pembaca.   Perbukuan Nasional, diharapkan
          Selain itu, lanjutnya, RUU Perbu-  Kemudian, apa kewenangan peme-  ada pembinaan dan pengemba-
          kuan sama sekali tidak ada memuat   rintah. “Kalau tidak ada undang-  ngan yang terus-menerus terha-
          regulasi yang mendorong muncul-  undang apa dasar hukumnya kita  dap dunia perbukuan. “Selama ini
          nya kedai-kedai buku di kawasan   bertindak?” ujarnya.             boleh dikatakan para penerbit jalan
          pemukiman. Sehingga buku tidak                                     sendiri tanpa ada pembinaan dari
          lagi menjadi barang mewah yang  Ia pun berharap pemerintah bersa-  pemerintah,” katanya.
          terpajang di toko-toko mewah.    ma DPR membahas undang-undang
                                           perbukuan yang dimaksud IKAPI.    Keempat, setelah ada UU Perbuku-
          “Mestinya negara harus mendorong   Pasalnya,  tanpa adanya undang-  an, diharapkan pemerintah melaku-
          agar buku mendapat tempat yang  undang perbukuan selalu ada ke-    kan penelitian mengenai minat baca
          sama dengan produk-produk kon-   mungkinan beredar buku yang bisa   masyarakat Indonesia. Hal itu pen-
          sumeris yang berorientasi ke perut.   meresahkan masyarakat.       ting agar data yang disodorkan ke-
          Toko buku hendaknya juga harus                                     pada masyarakat adalah data yang
          ada di samping rumah kita sehingga  “IKAPI juga akan susah mengontrol  valid.
          buku tidak lagi menjadi barang me-  jika adanya pelanggaran dalam isi
          wah,” ujarnya.                   konten buku yang dipublikasikan   “Selama ini yang meneliti minat
                                           kepada masyarakat,” tegasnya.     baca masyarakat Indonesia justru
          Sementara itu, Ketua Ikatan Pener-                                 pihak luar. Minat baca masyara-
          bit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta,   Di samping itu menurut dia, ke-  kat Indonesia rendah, tapi itu kata
          Afrizal Sinaro mengatakan Indone-  hadiran UU Perbukuan juga sudah   orang luar, bukan hasil penelitian
          sia membutuhkan undang-undang    sangat lama ditunggu-tunggu oleh   pemerintah Indonesia,” ujarnya. (nt/
          yang mengatur masalah perbukuan.   para stakeholder dunia perbukuan.   sc) Foto: Naefuroji/Parle/HR






























          38 PARLEMENTARIA  EDISI 125 TH. XLV, 2015
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43