Page 34 - MAJALAH 125
P. 34

ANGGARAN




                                                                             Dalam mengatasi disparitas KTI
                                                                             dengan KBI, pemerintah membuat
                                                                             arah kebijakan dalam Rencana
                                                                             Pembangunan Jangka Menengah
                                                                             Nasional (RPJMN) Tahun Anggaran
                                                                             2015-2019 yang diperlukan untuk
                                                                             mendorong transformasi dan ak-
                                                                             selerasi pembangunan wilayah KTI,
                                                                             yaitu Sulawesi, Kalimantan, Malu-
                                                                             ku, Nusa Tenggara, dan Papua na-
                                                                             mun tetap menjaga pertumbuhan
          al seperti sikap hidup, budaya, dan  2005-2007 memperlihatkan bah-  di wilayah Jawa, Bali, dan Sumatera.
          lingkungan juga seringkali dianggap   wa rata-rata pertumbuhan eko-
          sebagai elemen dasar yang berkon-  nomi sebesar 5,85 persen dengan  Arah kebijakan itu dengan men-
          tribusi terhadap keterbelakangan   koefisien gini sebesar 0,35. Namun,   dorong percepatan pembangunan
          KTI. Kesenjangan ini juga berdam-  di tahun 2011-2013 dengan pertum-  pusat-pusat pertumbuhan eko-
          pak pada peningkatan pertumbu-   buhan ekonomi yang lebih tinggi   nomi, sebagai penggerak utama
          han kemiskinan yang dipengaruhi  yaitu 6,1 persen, kesenjangan eko-  pertumbuhan (engine of growth), di
          kebijakan pembangunan yang be-   nominya pun juga semakin tinggi,  masing-masing pulau di Luar Jawa,
          lum mampu menjangkau seluruh     yang ditunjukkan dengan nilai rasio   terutama di wilayah koridor eko-
          lapisan masyarakat sehingga me-  gini sebesar 0,41. Hal ini menunjuk-  nomi, dengan menggali potensi dan
          nyebabkan ketimpangan distribusi   kan adanya ketidakmerataan pem-  keunggulan daerah. Kedepannya,
          pendapatan.                      bangunan ekonomi, dimana ma-      secara khusus juga akan dilakukan
                                           syarakat berpendapatan tinggilah   pula percepatan pembangunan
          Disparitas inilah yang menyebab-  yang lebih banyak menikmati hasil   ekonomi nasional berbasis mari-
          kan KTI memiliki tingkat kemiskin-  pembangunan selama ini.        tim (kelautan) dengan memanfaat-
          an lebih tinggi dibandingkkan KBI.
          Setidaknya terdapat 16 provinsi
          yang tingkat kemiskinannya masih
          berada diatas rata-rata nasional
          yaitu 11,25 persen. Sebagian besar
          merupakan provinsi di KTI. Sebagai
          perbandingan, tingkat kemiskin-
          an Jakarta sebesar  3,92  persen,
          sementara di Papua sebesar 30,05
          persen.

          Walaupun tingkat kemiskinan me-
          nurun secara bertahap dari peri-
          ode 2006-2013, namun sejak tahun   Pada tahun 2010, 20 persen jum-  kan sumber daya kelautan dan jasa
          2010, penurunan kemiskin an me-  lah penduduk terkaya menikmati  maritim.
          ngalami perlambatan. Pada periode   “kue” pembangunan sebesar 41,24
          2010-2013 penurunan kemiskinan   per sen, dan terus mengalami pe-  Berikutnya, upaya peningkatan
          hanya sebesar 1,96 per sen. Atau se-  ningkatan hingga 48,5 persen pada   pembangunan ekonomi di semua
          cara absolut menurun sekitar 1 juta   tahun 2013. Meningkatnya ketimpa-  pusat daerah pertumbuhan itu ha-
          penduduk miskin per tahun, diban-  ngan distribusi pendapatan dite-  rus tetap mengacu Rencana Tata
          dingkan dengan periode 2006-2009   ngah pertumbuhan ekonomi In-    Ruang Wilayah dan Kajian Lingku-
          sebesar 3,6 persen.              donesia yang tinggi menunjukkan   ngan Hidup Strategis (KLHS) seba-
                                           laju kecepatan pertumbuhan kelas   gai pedoman untuk menjaga kese-
          Berdasarkan pengukuran ketim-    menengah ke atas jauh lebih tinggi   imbangan alam dan kelangsungan
          pangan distribusi pendapatan,    dibandingkan dengan laju pening-  keserasian ekosistem dan lingku-
          koefisien gini Indonesia terus me-  katan pendapatan kelas menengah   ngan sekitarnya. Selain itu, diper-
          ngalami peningkatan pada periode  ke bawah.                        lukan juga peningkatan kemam-
          2005-2013. Dalam kurun waktu                                       puan sumber daya manusia dan



          34 PARLEMENTARIA  EDISI 125 TH. XLV, 2015
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39