Page 69 - MAJALAH 86
P. 69

PERNIK





            berfungsinya  Badan  kehormatan  ke-  melanjutkan  strata  tiganya  di  salah   milih  (rakyat)  dan  mereka  yang  me-
            tika dihadapkan pada persoalan me-  satu kampus di Berlin, Jerman ini.   wakilnya.  Legislator,  mestinya  men-
            nyangkut pelanggaran etika anggota    Sejalan    dengan  Faisal,  Wakil   jaga  kesinambungan  hubungannya
            DPR RI.                           Ketua  DPR  Pramono  Anung  meng-  dengan  konstituen.  baik  melalui  pe-
                “Setiap  rekomendasi  dari  Badan   himbau  BK  tegas  terhadap  anggota   rangkat  reses  atau  saluran  lainnya
            Kehormatan (BK) DPR RI,  selalu tidak   yang bermasalah hukum. “Badan Ke-  seperti organisasi pendukung dan ke-
            punya  taring.  Kasusnya  lebih  banyak   hormatan  harus  proaktif  menjadikan   lompok atau dan komunitas yang ada
            dikembalikan  kepada  fraksi  masing-  DPR sebagai etalasi terbuka bagi pe-  di daerah pemilihannya.
            masing atau kalau memang mengan-  negakan hukum demi perbaikan citra     Tapi ternyata diantara 560 wakil
            dung unsur pidana, bisa di-take over   DPR,” ujar Pramono Anung beberapa   rakyat, tidak sampai lima persen yang


































            aparat penegak hukum,” jelas laki-laki   waktu  lalu  sebagaimana  dikutip  dari   senantiasa   membuka   komunikasi
            yang akrab dipanggil Faisal ini.  salah satu situs berita nasional.  dengan  konstituennya,  baik  secara
                Akibatnya, upaya untuk menjaga    Selain ketegasan BK, Faisal men-  langsung  melalui  media  elektronik
            kehormatan  lembaga  dan  kredibili-  yoroti kinerja DPR dalam menjalankan   atau jaringan partainya. Jika persoalan
            tas  anggota  menjadi  banyak  terken-  fungsi  legislasi  yang  menurun.  “Dari   konstituen ini tidak bisa diselesaikan,
            dala.  Hubungan  intra-organisasi  an-  70 rancangan undang undang (RUU)   Faisal menengarai hasil legislasi hanya
            tara anggota DPR dan sekterariat DPR   yang  terdaftar  di  program  legislasi   terbentuk dari pola pikir dan kepen-
            menyangkut  penegakan  tata  tertib   nasional hanya 6 yang disahkan men-  tingan  elitis  saja.  Sementara  kepen-
            organisasi  pun  tidak  mudah  dijalan-  jadi undang-undang,” jelas pengamat   tingan rakyat tidak banyak tersentuh
            kan. “Sekretariat dewan merasa tidak   yang  fokus  pada  penelitian  “De-  dan terakomodasi,” jelas Faisal.
            mempunyai  kewenangan  menegak-   mokratisasi dan Politik Elektoral” ini.   Persoalan  lainnya  bisa  dijumpai
            kan tata tertib yang semestinya sudah   Hal  ini  menurut  Faisal  menun-  dalam  hal  penyelesaian  kasus,  pem-
            disepakati bersama itu,” jelas Faisal.   jukkan tiadanya mekanisme pertang-  bagian  anggaran,  titik  konsentrasi
                Ia mencontohkan kasus Nazarud-  gungjawaban  hasil  kunjungan  kerja   pembangunan masyarakat dan distri-
            din ternyata masih menerima gaji se-  ke  luar  negeri  yang  mestinya  bisa   busi aset publik. “Semuanya menjadi
            tiap bulan. “Mestinya, sebagai kepan-  tercatat dalam memori organisasi un-  tidak sistematis dan mempunyai ala-
            jangan eksekutif, Sekwan mempunyai   tuk memudahkan pelacakan  dampak   san yang tepat untuk diajukan dalam
            insiatif mengajukan permohonan ke-  signifikan  kunjungan  tersebut  dalam   penganggaran,” jelas Faisal.
            pada  pimpinan  lembaga  (DPR)  agar   pembuatan legislasi.              Ia  menegaskan  seharusnya,  le-
            memberikan  keputusan  terkait  hal   Faisal  pun  menilai  telah  terjadi   gislator  mempunyai  bidang  konsen-
            tersebut,”  tegas  dosen  yang  akan   keterputusan  mata  rantai  antara  pe-  trasi dan menjaga komunikasi secara





                                                                                                                                                                                                                                          1
                                                                                                                                                                                                                                         7
            70                                                                                                                                                                                          | PARLEMENTARIA  |  Edisi 86 TH. XLII, 2011 | 71
                                                                                                                                                                                                                             TH. XLII, 201 |
                                                                                                                                                                                                                  ARIA |
            70 | PARLEMENTARIA |  Edisi 86 TH. XLII, 2011 || PARLEMENTARIA |  Edisi 86 TH. XLII, 2011 |
                                                                                                                                                                                                        |
                                                                                                                                                                                                                                       1

                                                                                                                                                                                                                       Edisi 86
                                                                                                                                                                                                         ARLEMENT
                                                                                                                                                                                                        P
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74