Page 20 - MAJALAH 102
P. 20
LAPORAN UTAMA
pendidikan mengenai ilmu yang sebenarnya.
Menilik ke konsep Kurikulum 2013. Tilaar
menyangsikan Kurikulum 2013 dapat berjalan dengan
baik. Ia menilai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang disusun tahun 2006, belum dievaluasi
apakah berhasil atau tidak. Ketika ia berkunjung ke
Provinsi Bangka, betapa terkejutnya ia karena ada guru
yang tidak mengetahui apa itu Kurikulum KTSP.
“Saya tanya guru-guru di Pangkal Pinang, Bangka.
Tahu tidak Kurikulum KTSP? Mereka jawabnya, ‘enggak
tahu Pak, pokoknya yang penting anak-anak lulus
ujian’. Jadi Kurikulum 2013 ini lebih hebat lagi. Kita
belum evaluasi Kurikulum KTSP, tapi sudah mau ganti
ke Kurikulum yang baru,” heran Tilaar.
Tilaar menilai Kementerian yang paling konyol
di Indonesia adalah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Kenapa? Karena yang ada di Kemdikbud
itu orangnya macam-macam, bahkan ada banyak yang
tidak mengetahui soal pendidikan. Tentu hal ini terkait
dengan profesionalisme. Tilaar menyarankan agar
Kemendikbud mesti disempurnakan menjadi suatu
kementerian yang profesional.
mempersatukan bangsa kita ini?,” tanya Tilaar.
“Terkait dengan UN, kenapa menjadi kacau begini?
Sebagai contoh pihak yang menentang adanya UN Saya punya suatu jawaban, missed management
adalah Sri Sultan Hamengkubuwono X yang akan dalam kementerian. Sebab kalau betul-betul di
membuat Peraturan Daerah (Perda) untuk penghapusan manage dengan baik, jauh-jauh sebelumnya itu sudah
UN. Secara pribadi, Tilaar mendukung apa yang akan dipersiapkan. Ini kan hanya suatu bagian kecil daripada
dilakukan oleh Sri Sultan. Alasan Sri Sultan menolak proses pendidikan,” tegas suami dari Dr. Martha Tilaar
UN dikarenakan UN memberikan nilai-nilai negatif ini.
ke masyarakat dan merusak nilai anak didik. Sultan
meminta keputusan MK supaya UN itu ditinjau kembali Ia juga menyesalkan bahwa kacaunya UN 2013
karena melanggar hukum. dikarenakan persoalan teknis yang proses cetak naskah
belum selesai. Ia menyarankan untuk percetakan
Ia menegaskan, jika UN itu dikatakan untuk naskah dilakukan di setiap provinsi, kenapa harus
mempersatukan bangsa Indonesia, itu sudah salah dipusatkan di pulau Jawa, bisa jadi hal ini karena missed
kaprah. Seharusnya ketika merumuskan kebijakan UN management.
itu untuk membantu daerah-daerah yang tertinggal.
Sehingga, UN harus kembali ke jiwa UUD 1945, yaitu “Nah oleh karena itu, saya usulkan pendidikan nasional
pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa. kembali desentralisasi, tapi dalam bentuk yang lain,
antara lain misalnya mengenai guru-guru Indonesia.
Hal ini sebenarnya muncul dari kesalahan berpikir Maksud saya begini, di semua desa Indonesia itu ada
mengenai apa sebenarnya fungsi evaluasi pendidikan. gurunya kan? Sebab di setiap desa sudah dibangun
Sebenarnya dalam Ayat 1 Pasal 57 UU Sisdiknas sudah sekolah. Jadi, guru ini mempunyai peranan strategis di
bagus, yaitu secara berkesinambungan mengadakan dalam membina ke-Indonesia-an. Tapi apakah guru ini
evaluasi perkembangan peserta didik. Jadi, artinya bisa kita rolling? Misalnya guru Aceh pindah ke Papua,
penilaian anak-anak itu dilakukan oleh guru. tidak bisa, sebab dia adalah pegawai negara. Jadi, untuk
menjaga NKRI itu dengan kondisi pendidikan yang terlalu
Konsep pendidikan modern, tambah Tilaar, adalah desentralisasi, tidak mungkin kita membina kesatuan
pendidikan itu suatu ilmu yang sifatnya konseptual Indonesia melalui guru. Jadi saya usulkan supaya guru
praktis. Artinya bisa muncul di suatu konsep tapi harus itu dipegang secara sentral. Pelaksanaannya bisa oleh
di coba dulu pada praktek. Dari konsep percobaan atau daerah, tapi gurunya itu bisa di mana-mana,” saran pria
praktek itu didapatkan input, demikian seterusnya yang masih menjadi Anggota Dewan Pembina ISPI Pusat
hingga didapatkan 1 konsep yang benar-benar teruji ini.
secara praktis. Itu yang menurut Tilaar sebagai siklus
20 PARLEMENTARIA EDISI 102 TH. XLIII, 2013