Page 18 - MAJALAH 102
P. 18
dari kompetensi inti yang kemudian
dijabarkan dalam kompetensi
dasar, ia menemukan banyak sekali
persoalan di dalamnya, sehingga
banyak yang harus dikritisi.
“Contoh, di dalam kompetensi
inti untuk anak SMA dengan mata
pelajaran akuntansi, di dalam
kompetensi dasar dicantumkan
anak harus memahami akutansi
sesuai dengan agamanya. Ada
hubungannya tidak hal-hal semacam
itu? Jadi, jujur secara pribadi saya
cukup bisa memahami rincian yang
ada di dalam dan banyak sekali yang
harus dirubah,” tanya Reni.
Ia menilai dokumen rumusan
kompetensi dasar ini dikerjakan
dengan sangat tergesa-gesa, karena
hanya mengejar yang penting harus
“jadi”. Namun karena secara kolektif
DPR tidak berhadapan langsung
secara konten kurikulum, akhirnya
Komisi X hanya fokus di fungsi
pengawasan, yaitu melihat kesiapan
dan melihat anggarannya.
kami sebagai wakil rakyat. Kedua, an mengatakan bingung dengan Politisi PPP ini keberatan jika pe-
saya dengan terpaksa harus meng- kurikulum baru ini, bahkan mereka merintah tetap ingin melaksana-
atakan, berarti Mendikbud sa ngat mengatakan tidak siap jika harus di- kan Kurikulum 2013 pada bulan Juli
keras kepala untuk menerima masuk- laksanakan pada tahun 2013. Saya nanti. Ia menilai itu keputusan yang
an dari masyarakat. Padahal waktu kira mereka wajar bingung, karena sangat keterlaluan, dipaksakan, dan
di raker sudah saya sampaikan, agar mereka belum tahu secara utuh ambisius. Karena dalam hitung-
Mendikbud berbesar hati dengan tentang dokumen kurikulum ini se- an teknis, sangat sulit kurikulum
berbagai kritik, masukan, saran dari perti apa. Selama ini yang dilakukan ini harus dilaksanakan pada bulan
masyarakat, karena semata-semata oleh Menteri hanyalah uji publik. Uji Juli 2013. Jadi, kemungkinan besar
untuk kebaikan,” ujar Reni. publik itu bukan uji publik dokumen dengan sangat terpaksa, Komisi X
kurikulum, tapi konsep dasar ten- mungkin harus membatalkan kuri-
UN tahun ini, tambah Reni, menjadi tang kurikulum, belum detail segala kulum ini, kecuali untuk uji coba.
pijakan awal untuk melakukan macam batang tubuhnya. Ibaratnya
perubahan terhadap UN. Apakah baru mengatakan, ini pohonnya, “Kalau untuk uji coba, kami izin-
UN akan tetap dilaksanakan dengan nanti akan ada pohon baru warna- kan. Antara uji coba dengan pelak-
format seperti ini, dihapuskan sama nya hijau, pohonnya tinggi rindang. sanaan terbatas itu menurut men-
sekali, ataukah tetap dilaksanakan Kenapa rindang? Supaya bisa me- teri sama saja, padahal menurut
namun dalam bentuk yang neduhi pohon-pohon kecil dibawah- kami berbeda. Pelaksanaan terbatas
berbeda. nya. Tapi berapa cabangnya, berapa seolah-olah ini barang. Konsepnya
rantingnya, apakah ranting itu tum- selesai, anggaran selesai, tetapi di-
Bingung dengan Kurikulum 2013 buhnya akan nabrak ranting lain, laksanakan bertahap terbatas. Ada
apakah keseluruhan pohon akan indikasi hukum didalamnya. Ketika
Berdasarkan hasil temuan di tumbuh sehat, apakah ranting dida- dilaksanakan ada kesalahan, lalu ke-
lapangan, Komisi X menemukan lamnya akan layu, itu belum ada mudian diperbaiki pada saat itu, ada
masih adanya kebingungan di penjelasannya semua. Jadi, wajar kelebihan juga dikurangi pada saat
pendidik terkait dengan Kurikulum saja mereka bingung,” heran Reni. itu. Itu bedanya. Tidak ada implikasi
2013. Bahkan ada yang belum siap hukum yang menyertainya dalam
untuk menjalankan kurikulum ini. Reni juga mengkritisi rumusan konteks uji coba itu,” jelas Reni. (sf,
konsep dasar tentang kurikulum mp, spy)
“Hampir semua temuan di lapang- 2013. Namun setelah dilihat, rincian
18 PARLEMENTARIA EDISI 102 TH. XLIII, 2013