Page 78 - MAJALAH 109
P. 78

Terjadinya sengketa tanah penyebabnya                         untuk pembangunan kepentingan
          antara lain, adanya oknum pemegang                                 umum, kepentingan negara harus
          kewenangan pertanahan tidak tegas  dalam                           diutamakan. Di negara lain bila negara
                                                                             akan menggunakan tanah demi
          menerapkan hukum pertanahan.                                       kepentingan umum tidak mengalami
                                                                             kesulitan. Terlebih di Cina semua
          fisik tanah dalam penguasaan bekas   yang pernah terjadi di daerah   tanah adalah milik negara, sedangkan
          pemegang hak, dalam kondisi de­  Rawasari, Jakarta Pusat.          masyarakat tidak mempunyai hak atas
          mikian terjadilah. Kontradiktif an tara                            tanah.
          pemegang hak dengan masyarakat     Kesimpulan
          sebagai pemilik lahan.                                               Saran
                                           1. Hukum agraria saat kini dirasakan
           Terjadinya sengketa tanah pe­     tidak valid lagi, kurang bisa me­  1. Melihat kondisi permasalahan agra­
          nyebabnya antara lain, adanya oknum   ngakomodir segala permasalah an   ria yang semakin hari semakin run­
          pemegang kewenangan per tanahan    agraria, yang akibatnya tidak ako­  cing, mau tidak mau, senang tidak
          tidak tegas dalam menerapkan       modatif terhadap permasalahan     senang, norma hukum agraria harus
          hukum pertanahan. Oleh karena itu   agraria, yang timbul dengan jenis   diperbaharui. Reformasi agraria ha­
          untuk menegakkan kepastian hukum   yang beragam.                     rus dimulai terlebih dahulu diawali
          diperlukan   penegak hukum yang                                      reformasi hukum  yang paling dasar
          handal,norma hukum yang yang ap­    Permasalahan agaria yang ter­    yang digunakan untuk mengatur
          likabel dan fleksibel, serta adanya   jadi hampir pasti diawali antara   masalah agararia, kemudian disusul
          peran masyarakat.                  masyarakat dengan perusahaan,     dengan perangkat lainnya.
                                             yang  akhirnya  lama  kelamaan
           Dari ketiga unsur tersebut harus   beralih antara masyarakat dengan   2. Dalam penegakan hukum, kalau
          saling interaktif positif, karena  keti­  pemerintah. Karena perusahaan   terlalu toleran atau bijaksana pasti
          ganya merupakan suatu sistem yang   sering berkelit di balik pemerintah.   mengakibatkan tidak berlakunya
          tidak bisa dipisahkan. Untuk menjadi   Seperti kasus tanah di Mesuji   norma hukum, yang berlaku kebi­
          penegak hukum memang diperlukan    Lampung, yang memakan banyak      jakan. Tegasnya hukum bukan be­
          mental yang tangguh, tahan godaan   korban  jiwa.  Semula  benturan     rarti hukum tidak manusiawi, justru
          dari berbagai godaan.              murni antara perusahaan pengelola   dengan ketegasan hukum mempu­
                                             dengan masyarakat. Status tanah   nyai arti memanusiawikan manusia.
           Dari penegak hukumlah awal ter­   di Mesuji Lampung saat itu Hak
          jadinya kepastian, atau kemerosotan   Guna Usaha (HGU) dan Hak Guna   3. Peningkatan mentalitas penegak
          hukum, baru kemudian disusul dari   Bangunan (HGB).                  hukum. Jadi penegak hukum meru­
          unsur yang lain. Anehnya tidak se­                                   pakan sosok yang selalu diawasi
          dikit para penegak hukum yang asal   2. Penegak hukum agraria tidak ta­  oleh berbagai pihak. Demi untuk
          mulanya mempunyai ketangguhan      han banting/rayuan ,urusan agraria   menciptakan penegak hukum
          mental yang handal, lama kelamaan   seringkali diidentikkan dengan nilai   mempunyai mentalitas yang tahan
          karena desakan dan rayuan maut     sejumlah uang. Dan yang paling    banting, dan mempunyai jiwa me­
          berbagai macam, mentalitas menjadi   susah adanya prinsip urusan barang   ngabdi kepada negara dan bang­
          luntur. Kalau sudah begini, siapa yang   hanya bisa diselesaikan dengan ba­  sa. Untuk melakukan pembinaan
          harus disalahkan, penegak hukum,   rang atau uang.                   terhadap penegak hukum harus
          masyarakat, atau sistem di kelem­                                    dilakukan setiap saat dan sepan­
          bagaan? Dikhawatirkan, kalau pene­  3. Masyarakat kita masih awam terha­  jang masa. Pembinaan penegakan
          gak hukum tidak kondusif, masyakat   dap kepemilikan tanah, dianggap­  hukum harus mengandung unsur,
          bisa mengambil alih peran penegak   nya tanah yang dimilikinya tidak   sanksi, reward dan punishment.
          hukum, dengan membentuk penga­     bisa diganggu gugat oleh siapapun
          dilan jalanan, main hakim sendiri.   termasuk oleh pemerintah, seakan   4. Awamnya pengetahuan masyara­
                                             kepentingan pribadi lebih prinsip   kat di bidang pertanahan, menjadi
           Peran masyarakat terhadap pe­     dari pada kepentingan umum atau   penyumbang permasalah an bidang
          negakan hukum pertanahan itu       negara.                           pertanahan. Berdasarkan kenyataan
          sendiri masih lemah. Terbukti ma sih                                 demikian, edukasi, publikasi, dan
          adanya masyarakat yang menempati   Padahal sesuai dengan hu kum yang   sosialisasi tentang pertanahan tidak
          tanah negara, yang dalam masyarakat   berlaku, tanah mem punyai fungsi   bisa dikesampingkan. Lemahnya
          lebih dikenal dengan tanah garapan.   sosial, artinya dalam pemanfaatannya   pengetahuan masyarakat terbukti
          Mereka telah menempati dalam kurun   lebih mengutamakan kepentingan   sebagian besar masyarakat dalam
          waktu  yang  lama,  suatu  saat  bila   umum dari pada kepentingan pribadi   kepemilikan tanahnya tanpa diser­
          pemerintah akan mempergunakan,   atau golongan. Termasuk bila negara   tai dengan bukti administrasi yuri­
          maka mereka tetap ngotot, seperti   akan menggunakan tanah masyarakat   dis (tanpa surat).


          78 PARLEMENTARIA  EDISI 109 TH. XLIV, 2014
   73   74   75   76   77   78   79   80