Page 77 - MAJALAH 109
P. 77

OPINI










                                 Mudakir Iskandar Syah
                                 Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta
                                  T an ah     nganan pertanahan dilakukan bebe­  hidup, oleh karena itu rusaknya tanah
                                merupakan     rapa lembaga, dan tiap­tiap lembaga   sama halnya rusaknya kehidupan
                                k a r uni a   mempunyai kewenangan berbeda, se­  makluk hidup, khususnya manusia.
                                Tuhan Yang    perti Badan Pertanahan, Kemen terian
            Maha Esa, yang harus disyukuri    Kehutanan, Pemerin tah Daerah dan   Permasalahan yang pelik dalam
            keberadaannya. Tanda syukur ini   lembaga lainnya. Kewenangan ma­   pertanahan saat ini jenis Hak
            kalau kita bisa melestarikan dan   sing masing lem baga seringkali tidak   Guna  Usaha (HGU)  dan  Hak  Guna
            memanfaatkan tanah sesuai dengan   sinkron antara satu dengan lainnya   Bangunan (HGB). Kedua jenis
            kebutuhan, tanpa harus merusak    dalam menentukan kebijakan, atau   penguasaan lahan ini yang hampir
            keberadaannya. Tanah yang berada   lebih dikenal dengan mempertahan­  pasti timbul permasalahan. Seperti
            di bumi Indonesia sungguh menjanji­  kan ego sektoral. Hal yang demikian   Pembangunan proyek Sport Center di
            kan bagi penghuninya, karena semua   akan menghambat pembaharuan    Bukit Hambalang, Desa Hambalang,
            kandungan tersedia, dan tingkat kesu­  pertanahan. Untuk menghindari tum­  Kec. Citeureup. PT Buana Estate milik
            burannya tidak diragukan lagi. Banyak   pang tindih kewenangan  dalam pem­  Probosutedjo dengan mendapatkan
            Negara lain yang iri atas potensi dan   baharuan bidang pertanah an, perlu   sertifikat Hak Guna Usaha (HGU)
            kesuburan alam Indonesia. Potensi   kiranya adanya lembaga sentral yang   seluas 7.050 Ha. Penguasaan lahan
            dan keseburan tanah ini akan mem­  berfungsi sebagai pusat pengendal­  berdasarkan Keputusan Mendagri/
            pengaruhi eksistensi makhluk hidup   ian, pembinaan dan pe ngaturan per­  Dirjen Agraria No. SK.I/HGU/DA/77
            yang ada di dalamnya.             tanahan.                          tgl 31 Desember 2002. Pada 2008
                                                                                Probustedjo kembali mengurus
              Untuk  meningkatkan  kesejah­     Sengketa pertanahan selama ini   perpanjangan HGU, namun tidak
            teraan warga, dalam pengelolaan dan     bisa terjadi, antara masyarakat ver­  lagi seluas 7.050 Ha. akan tetapi
            kepemilikan tanah dibutuhkan aturan   sus masyarakat, masyarakat versus   berkurang 32 Ha dan ternyata
            yang simple, fleksibel dan aplikabel,   pe ngusaha dan masyarakat versus   diambil alih Kementerian Pemuda
            yang bisa menjembatani semua per­  pemerintah. Dari semua sengketa   dan Olah Raga (Kemenpora). Sesuai
            masalahan pertanahan. Kalau hal   pertanahan penyelesainnya akirnya   surat permohonan Kemenpora ke
            itu bisa terwujudkan bisa dikatakan,   bermuara di pemerintah. Kalau  meli­  BPN  untuk  membangun  gedung
            kaedah hukum sudah valid. Walau­  hat kasus tanah  belakangan ini  sung­  Pendidikan dan Latihan Olahraga.
            pun setelah adanya hukum yang valid   guh memprihatinkan, yang tidak se­  Pihak Buana Estate menggugat
            masih dibutuhkan lagi supremasi hu­  dikit  menelan korban jiwa dan harta.   ke Pengadilan Tata Usaha Negara
            kum, dan pemegang kekuasaan per­  Kondisi demikian ini bisa berkepan­  dan keputusan TUN membatalkan
            tanahan yang selalu berorientasi ke­  jangan, apabila norma hukum perta­  perpanjangan HGU dan semua HGU.
            pada kemakmuran dan kesejahteraan   nahan itu sendiri tidak dilakukan per­  Artinya Probosutedo dan Kemenpora
            masyarakat.                       baikan yang mengakomodir semua    harus mengembalikan lahan itu ke
                                                     l
                                              permasa ahan dan penyelesaian .   negara dan selanjutnya dapat digarap
              Kenyataan yang ada sampai saat                                    warga. Tapi, Buana Estate ngotot min­
            kini, permasalahan agraria masih    Pembahasan                      ta kompensasi sesuai NJOP Rp 20.000
            tetap banyak dan tetap meng ambang,                                 permeter.
            artinya tidak sampai titik penyelesaian   Penggunaan lahan atau tanah
            yang optimal. Kalau dilihat dari aspek   prin sipnya harus sesuai dengan pe­  Kasus tanah dengan jenis HGU­HGB,
            normatif, dasar hukum pertanahan   rencanaan Negara yang disebut Ren­  merupakan  sumber  permasalahan
            yang akan menentukan bisa tidaknya   cana Tata Ruang Tata Wilayah (RTRW),   di  bidang  per tanahan.  Jenis  hak
            pe nyelesaian permasalahan perta­  hal ini untuk menghindari rusaknya   tanah itu memang membutuhkan
            nahan. Berarti Undang Undang      lingkungan dan penggu naan tanah   kurun waktu berpuluh­puluh tahun.
            Pokok Agraria (UUPA) Nomor 5 Tahun   yang tumpang tindih.           Permasalahannya, dalam proses
            1960 yang merupakan peraturan                                       pembuatan hak, khususnya yang
            dasar agraria menjadi  acuan  dari   Penggunaan dan pemanfaatan ta­  menggunakan tanah warga sering
            segala    hal yang    menyangkut   nah yang optimal, akan menghasilkan   tidak melibatkan pemilik secara
            masalah pertanahan.               kesejahteraan yang optimal pula ter­  keseluruhan. Ditambah lagi setelah
                                              hadap makhluk hidup khsusunya ma­  berakhirnya hak, seringkali tidak
              Salah satu pemicu permasalahan   nusia. Karena tanah merupakan prin­  diperpanjang atau tidak diperbaharui
            tanah untuk saat ini adanya pena­  sip dasar dari semua aktivitas makluk   hak kepemilikannya. Akan tetapi


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 109 TH. XLIV, 2014  77
   72   73   74   75   76   77   78   79   80