Page 72 - MAJALAH 109
P. 72

SELEBRITIS













































          kedua Indonesia, Soeharto pada ta­                                   “Kalau saya Golput, maka saya
          hun 1998 dengan eforia yang tinggi                                 tidak boleh protes akan kebijakan
          ia berharap agar ada perubahan be­        Sementara untuk pemimpin   yang disusun oleh pemerintahan se­
          sar dari bangsa ini. Nyatanya yang   saat ini, Hanung melihat ketika   lanjutnya. Dengan begitu hak saya
          tampak justru korupsi yang dilaku­                                 akan terampas. Oleh karenanya
          kan secara berjamaah.              melakukan sebuah pembelaan      saya tetap akan menggunakan hak
                                            untuk rakyat, selalu ada warna-  pilih saya, memilih yang terbaik dari
           “Terus terang saya katakan, saya      warni di belakangnya.       kandidat yang ada,” aku Hanung.
          takut berharap pada Pileg dan Pil­
          pres tahun ini. Karena saat tahun                                    UU Perfilman Belum Ada Permen
          1998, saya sangat berharap ketika  dilakukan secara berjamaah,” papar
          terjadi perubahan Presiden maka In­  Hanung.                         Menurut putra dari Salim
          donesia akan menjadi lebih baik lagi.                              Purnomo dan Mulyani ini, banyak
          Dan ketika kejatuhan Pak Harto, dan   Ditambahkan Hanung, meski ia  PR (pekerjaan rumah­red) yang
          terjadi pemilihan umum di masa re­  sedikit pesimis akan Pileg dan Pil­  harus diperbaiki oleh pemerintahan
          formasi dimana saya melihat di DPR  pres mendatang, namun dirinya  mendatang, salah satunya yang
          terjadi Pemilihan Presiden dengan  tidak akan masuk dalam golongan  cukup urgent adalah adanya sebuah
          voting seperti pemilihan ketua kelas  putih (golput) yang tidak akan me­  supremasi dan kepastian hukum.
          atau ketua Osis dulu di sekolah, hal  milih satu kandidat. Hanung me­  Tidak menetapkan hukum di atas
          itu menjadi luar biasa sekali untuk  ngaku tetap akan menggunakan  satu golongan saja. Namun sebagai
          saya, karena sepanjang saya hidup  hak pilihnya sebagai warga Negara  insan film, Hanung berharap adanya
          di Indonesia belum pernah saya me­  Indonesia. Ia tetap akan memilih  kepastian hukum yang tetap atas
          lihat proses demokrasi seperti tahun  kandidat yang menurutnya lebih  perfilman Indonesia.
          1998 dulu. Saat itu timbul harapan  baik dari seluruh kandidat yang ada.
          baru sebagai bagian dari bangsa ini.  Baginya, Golput hanya bagian dari    Adanya UU Perfilman No.33 Ta­
          Harapan akan Indonesia yang lebih  jiwa pengecut yang tidak berani  hun 2009 diakuinya memang sa­
          baik lagi. Tapi nyatanya setelah itu,  ikut andil dalam menentukan nasib  ngat melindungi perfilman Indo­
          apa yang terjadi? Malah yang se­  bangsa ini.                      nesia juga pekerja film Indonesia.
          makin nampak adalah korupsi yang                                   Bahkan sutradara atau film maker


          72  PARLEMENTARIA  EDISI 109 TH. XLIV, 2014
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77