Page 27 - MAJALAH 156
P. 27

Komisi VI




            Sidik Pangarso, menekankan agar (BPKS)   Anggota Komisi VI Gde Sumarjaya   dengan pengusaha pengusaha dalam
            bisa menjalin sinergi dengan Pemerintah   Linggih mengatakan Komisi VI sedang   negeri sehingga pengusaha dalam negeri
            Kota Sabang. Dia mengkhawatirkan   membahas tindak lanjut pembentukan   ini  sulit  berkembang,  yang  kecil  sulit
            antara BPKS dengan Pemkot Sabang   holding  BUMN  tertuang  dalam  menjadi penengah, yang menengah sulit
            bekerja secara tumpang tindih, sehingga   Peraturan Pemerintah (PP) Nomor  72   menjadi besar, sehingga pengusaha dalam
            tujuan yang diharapkan tidak bisa tercapai   Tahun 2016 tentang Perubahan Atas   negeri ini sulit berkembang,” ujarnya.
            dengan maksimal.                  Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun   Menurut Gde, dikarena banyak
               “Kita ingin pengusaha kawasan   2005 Tentang Tata Cara Penyertaan   perusahaan BUMN yang sejenis, itu
            Sabang ini betul-betul bisa sinergi dengan   dan Penatausahaan Modal Negara pada   menyebabkan mereka bersaing diantara
            pemda, jangan sampai anggaran yang   Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan   mereka sendiri dan perusahaan swasta
            dikelola kawasan Sabang ini melakukan   Terbatas. Hal ini bertujuan agar BUMN   dalam negeri. Ini menyebabkan sama
            kegiatan-kegiatan  yang  tumpang  tindih   bisa menjadi lebih besar, lebih efisien, dapat   halnya dengan negara bersaing dengan
            dengan pemda, sedangkan tugas kawasan   bersaing dengan perusahaan internasional   rakyatnya. Disitulah terjadi tidak timbul
            Sabang ini bukan untuk membangun   dan memberikan keuntungan lebih banyak   pelaku baru dalam dunia usaha, maka
            Sabang secara fisik dan sebagainya,” jelas   kepada negara.        apa yang menjadi cita-cita kita mengenai
            Bowo.                               “Komisi VI sedang membahas tentang   pertumbuhan yang berkualitas menjadi
               Menurut Bowo, tugas Pemkot dengan   PP 72 Tahun 2016 terkait holdingisasi   tidak tercapai.
            BPKS harus saling mendukung satu sama   BUMN, tujuannya untuk menggabungan   “Pertumbuhan  yang  berkualitas
            lain. Pemkot bertugas sebagai pengelola   perusahaan-perusahaan  BUMN sejenis   itu ketika ada pertumbuhan dengan
            administratur dan keuangan daerah   yang nanti bisa menjadi besar dan dapat   pemerataan dengan timbul pelaku baru.
            sedangkan BPKS bertugas mendatangkan   bersaing di tingkat internasional,” kata   Nah kalau ini tidak terpenuhi, maka nanti
            investor agar kawasan perdangan ini   Gde Sumarjaya Linggih.       giniratio akan tinggi, perbedaan antara si
            meningkatkan perekonomian.          Politisi Partai Golkar ini mengharapkan   kaya dan si miskin akan tinggi dan justru
               “Makanya nanti kita panggil dua-  perusahaan BUMN setelah dilakukan   kita menghindari terjadinya konglomerasi
            duanya supaya tahu BPKS tugasnya   holding dapat lebih saing lebih banyak   dalam semua tingkatan termasuk swasta
            bagaimana Pemkot tugasnya bagaimana,”   kepada dunia global, yang selama ini hanya   dan BUMN,” paparnya.
            tandas Bowo. Dia berharap dengan sinergi   bersaing dengan perusahaan-perusahaan   Patut  diketahui,  Kementerian
            keduanya, Sabang bisa menjadi kota   dalam negeri, yang mengakibatkan   BUMN terus menggenjot penyelesaian
            industri dan pariwisata yang memiliki nilai   pengusahan dalam negeri kalau selama ini   pembetukkan perusahan induk  Holding
            jual ekonomi tinggi.              mereka bersaing dengan pengusaha dan   pada perusahaan-perusahaan  BUMN
               Politisi Partai Golkar ini juga mendesak   perusahaan dalam negeri sulit berkembang.  sejenis. Setidaknya ada 7  holding yang
            agar  BPKS   mampu   membangun      “Nanti bersaingnya lebih banyak   tengah dikejar pembentukannya oleh
            Sabang menjadi kawasan internasional,   keluar kalau selama ini mereka bersaing   pemerintah.n(as)
            perdagangan,  dan  periwisata.  Dia
            memberikan tantangan kepada jajaran
            pengelola BPKS, agar mendatangkan
            investor ke Sabang. Menurutnya kalau
            infrastruktur tersedia tapi tidak memberi
            dampak pada investor, perekonomian
            daerah tidak akan maju secara signifikan.
               “Harus menciptakan kawasan industri,
            orang harus datang semua. Lalu pelabuhan
            siap. Kemudian menciptakan pariwisata.
            Kalau  Sabang  tidak  berpengaruh
            pada investasi tidak berpengaruh pada
            pendapatan kita, saya pikir buat kita buang-
            buang uang Rp300 miliar setiap tahun?”
            keluh Bowo.                       Anggota Komisi VI DPR Gde Sumarjaya Linggih


                                                                              Edisi : 156 TH. XLVII 2017 n PARLEMENTARIA  |  27
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32