Page 54 - MAJALAH 160
P. 54
SOrOtaN
Suku bunga Acuan bI Naik,
Solusi jaga Kurs Rupiah
Perubahan ekonomi global menuju titik keseimbangan baru (a new normal), diprediksi
dapat menciptakan gejolak yang berpotensi mengganggu stabilitas domestik. Salah
satu kondisi yang membuat perekonomian Indonesia bergerak ke keseimbangan baru
yakni normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS). Dengan ancang-ancang
kenaikan Suku Bunga acuan lebih dari tiga kali di tahun ini, tentu nilai tukar rupiah serta
kondisi pasar modal akan bergerak ke ekulibrium baru tersebut.
keperkasaannya sejak akhir 2015 silam.
Rupiah tercatat sudah terdepresiasi 3,52
persen sejak awal tahun.
Anggota Komisi XI DPR RI Andreas
Eddy Susetyo melihat, likuiditas global
karena meningkatnya tingkat Suku
Bunga Acuan The Fed di Amerika
Serikat, menyebabkan dana-dana
yang berasal dari asing, seperti pihak
yang memegang Surat Utang Negara
maupun saham, itu kemudian melihat
Amerika lebih menarik, sehingga dana
itu kembali ke AS.
“Dengan adanya capital outflow itu,
kalau kita lihat ini problemnya memang
di defisit transaksi berjalan dan neraca
FOTO : DOEH/IW transaksi berjalan kita didanai dengan
pembayaran. Selama ini memang defisit
portofolio jangka pendek tadi, karena
Anggota Komisi XI DPR RI Andreas Eddy Susetyo portofolio jangka pendek ke luar dan
diperburuk dengan defisit transaksi
ertumbuhan ekonomi yang Bank Indonesia (BI) menyebut bahwa perdagangan kita, di bulan April lalu
tinggi, inflasi yang terkendali, nilai tukar saat ini telah mengalami defisit 1,6 miliar dolar AS. Itulah yang
serta stabilitas makro yang ‘overshooting’ (melonjak) dari nilai menyebabkan rupiah itu menjadi
terjaga juga tidak mampu fundamentalnya. Dolar AS menguat tertekan,” kata Andreas, saat ditemui
Pmenahan rupiah untuk menembus lebih dari Rp14.000 Parlementaria di Gedung DPR RI,
merosot sedemikian rendah. Bahkan pada Mei 2018, atau mencapai titik Senayan, Jakarta, baru-baru ini.
54 PARLEMENTARIA 160 XLVIII 2018