Page 51 - MAJALAH 139
P. 51
(Poland dkk, 2011). Hal lain yang perlu 990 anak-anak ini, 68 dan 32% terjadi terutama bagaimana genetika (genomik
mendapatkan perhatian di dalam setelah menerima vaksin inactivated dan transkriptomik) berpengaruh kuat
vaksinomik adalah efektivitas vaksin dan vaksin hidup yang dilemahkan (live terhadap perkembangan reaksi/efek
yang ditentukan oleh pelbagai faktor attenuated vaccine). samping vaksin, memberikan petunjuk
seperti: aktivasi, replikasi, diferensiasi di dalam desain kandidat vaksin yang
limfosit T dan B yang memicu generasi Adversomik lebih baru dan lebih aman.
sel-sel memori. Vaksinomik perlu didukung ad ver- Kajian adversomik banyak diperkaya
somik. Istilah adversomics pertama dari pemahaman kontribusi gen HLA
Paradigma Vaksinologi kali diperkenalkan tahun 2009, terhadap respon-respon imun yang
Ada beragam perspektif, pen- me ngacu ke studi tentang reaksi menginduksi vaksin, termasuk efek
dekatan, kajian, dan teori termutakhir efek samping vaksin menggunakan sampingnya. Aplikasi pengetahuan
yang membahas tentang vaksinologi pendekatan imunogenomik dan sistem genotip–fenotip berkontribusi
(lihat tabel 1). Tabel ini menguraikan biologi. Singkatnya, paradigma baru nyata untuk pengembangan model
beberapa pendekatan terbaru yang untuk keamanan dan desain vaksin predisposisi genetik terhadap efek
diaplikasikan untuk memahami (Whitaker dkk, 2015). Pendekatan samping vaksin.
pelbagai respon imun yang disebabkan ilmu dasar, translasional, klinis ter- Vaksinomik dapat dipahami dalam
oleh vaksin serta perkembangan integrasi diperlukan untuk memahami perspektif imunogenetik-genomik
kualitas vaksin. mekanisme di balik efek samping yang diaplikasikan untuk memahami
Satu pelajaran penting yang vaksin, prediksi, dan kemudian dan meningkatkan respon-respon
dapat diambil dari aplikasi genomik meng aplikasikan pengetahuan vaksin. Seiring kemajuan riset dan
terhadap vaksinologi adalah tidak ini untuk mendesain vaksin baru teknologi “omic”, bidang vaksinomik
semua reaksi/efek samping vaksin yang menurunkan atau mencegah kini berkembang pesat melampaui
terkait erat dengan vaksin. Studi yang kejadian-kejadian ini. variasi genetik host dan mencakup
dilakukan oleh Verbeek dkk (2014) Kajian adversomik vaksin merupa - efek fungsional (epigenomik,
membuktikan bahwa pada sebagian kan perluasan dari farmakogenomik. transkriptomik, proteomik) dari
besar kasus, defek struktural/genetika Bedanya, kalau farmakogenomik pelbagai variasi itu. Kolaborasi riset
adalah penyebab yang mendasari onset mempelajari obat berbasis genomik, diperlukan antara ahli vaksinologi,
epilepsi setelah imunisasi rutin pada maka adversomik mengkaji vaksin ahli imunologi, ahli bioinformatika,
anak-anak. Para peneliti memeriksa berbasis genomik. Metodologi yang ahli genetika, ahli farmakologi,
data 990 anak-anak yang mengalami dipergunakan sama, meskipun sebe- ahli statistika demi kemajuan riset
kejang-kejang setelah imunisasi (empat narnya mekanisme pasti yang mendasari vaksinomik.
dosis DTaP, satu dosis MMR, dan vaksin terjadinya efek samping/reaksi
Haemophilus influenza tipe B) selama vaksin belum diketahui. Memahami * Dito Anurogo, dokter digital pembelajar
dua tahun pertama kehidupan. Dari keterlibatan hingga tingkat molekuler, vaksinomik, penulis 18 buku, sedang studi S2 IKD
1022 potensial kejang epileptik di antara genetik, proteomik (yakni adversomik), Biomedis FK UGM Yogyakarta,
email: ditoanurogo@gmail.com
Tabel 1. Pelbagai Pendekatan/Teori Terkini tentang Vaksinologi (Poland GA, dkk, 2013)
Teori/Model Deskripsi Peralatan yang Digunakan
Reverse vaccinology Penggunaan data genomik dan analisis in silico untuk Transcriptomik, proteomik, algoritma prediksi
identifikasi antigen secara cepat untuk penggunaan vaksin. epitop, monitoring imun.
Teori jaringan respon imun Mendeskripsikan imunitas sebagai hasil yang terprediksi Transcriptomik, proteomik, analisis pathway.
dari interaksi/aktivasi sekuensial dari gen-gen dan jalur-
jalur gen.
Vaksinomik Suatu studi komprehensif tentang respon-respon imun Transkriptomik, proteomik, epigenomik,
terhadap vaksinasi sehingga imunitas terinduksi vaksin imunogenetik/imunogenomik, modeling
dapat dipahami dan diprediksi kemudian diaplikasikan komputasional, pengawasan sistem imun.
ke perkembangan vaksin-vaksin secara langsung dan
rasional.
Vaksinologi sistem Aplikasi pelbagai sistem-metode biologi untuk memahami Transkriptomik, proteomik, epigenomik,
dan memprediksi respon-respon imun yang menginduksi modeling komputasional.
vaksin.
Vaksinologi struktural Penggunaan studi-studi biologi struktural untuk mem- Proteomik, NMR (nuclear magnetic resonance),
fasilitasi seleksi epitop-epitop vaksin. kristalografi sinar X, pengawasan sistem imun.
Informatik vaksin Penggunaan pendekatan bioinformatika untuk mem- Pemodelan komputasi, algoritma prediksi
fasilitasi pengembangan, produksi, pengujian, dan lisensi epitop, algoritma pengikatan-HLA, data mining
vaksin. dan integrasi, simulasi matematis dari respon
imun.
PARLEMENTARIA l EDISI 139 TH. XLVI - 2016 l 51

