Page 54 - MAJALAH 139
P. 54
PROFIL
Mata kuliah yang diajarkan di seluruh mahasiswa S2 untuk turun
kampusnya benar-benar dirasakan ke jalan.
sangat berat. Terlebih lagi mata “Jalur diskusi dan diplomatis
kuliah Matematika Teknik Kimia. untuk memperbaiki negeri ini
Dan di saat itu jualah ia merasa salah sudah tak bisa dilakukan. Saatnya
memilih jurusan. Saya ingin kedepan mahasiswa turun ke jalan, menuntut
Saat kuliah Farid pun aktif di reformasi,” kisah Farid.
berbagai organisasi kemahasiswaan, BUMN lepas dari
salah satunya HMI (Himpunan intervensi politik, baik Masuk Panggung Politik
Mahasiswa Islam). Ia mendukung pemerintah maupun Rezim Orde Baru tumbang yang
salah seorang temannya untuk ditandai dengan pengunduran
menjadi ketua himpunan. Hal itu dewan. Biarlah BUMN diri Presiden Republik Indonesia
memudahkan langkahnya untuk sebagai entitas bisnis kedua, Soeharto. Berhasil ikut
menjadi ketua senat di kampus “menumbangkan” Orde Baru ketika
tersebut. Dengan berbagai kegiatan negara yang mandiri itu lewat jalur pasca sarjana nya,
itu membuat kuliahnya terhambat dan besar. membuat nama Farid semakin
alias molor. dikenal luas di kota gudeg tersebut.
Sementara itu kran demokrasi pun
Hijrah Yogjakarta terbuka lebar. Kondisi perpolitikan
Singkat cerita, gelar Insinyur tanah air mulai ramai, yakni dengan
(sekarang Sarjana Teknik-red), ia munculnya partai-partai politik
hijrah ke Yogjakarta. Di kota pelajar Masih diingat Farid ketika itu baru. Salah satunya PKU (Partai
ini ia melanjutkan perkuliahan gelombang reformasi semakin Kebangkitan Umat) yang ikut
dengan mengambil gelar Magister meluas. Bahkan khusus untuk dimotori oleh Kyai Yusuf Hasyim.
Manajemen di UGM. Tujuannya tak Yogja yang notabene merupakan Sang Kyai itulah yang mengajak Farid
lain untuk mendukung kelangsungan kota pelajar itu pun sudah mulai untuk bergabung di partainya.
bisnis distributor Elpiji yang mulai bergejolak untuk turun ke jalan. “Saat itu saya tidak mau
dirintis sejak di Surabaya. Farid pun tak mampu meredam jiwa karena sedang mempersiapkan
“Saat itu Indonesia tengah aktivisnya. Sebagai ketua presidium diri melanjutkan kuliah S3 saya di
mengalami krisis ekonomi. Harga mahasiswa Pasca Sarjana di kampus Australia. Saat itu juga saya berpikir
gas elpiji yang semula dua belas ribu tersebut ia mulai mengumpulkan saya mau masuk politik setelah
menjadi empat puluh lima ribu. Saya saya tuntas Doktor saja. Saya mau
pikir, ini sudah tidak beres. Akhirnya menuntaskan dulu akademik saya,
saya memutuskan untuk melanjutkan bisnis sudah mapan baru saya mau
kuliah saja, dari pada bisnis tapi juga terjun ke dunia politik,”kilahnya.
tidak menentu,” ungkapnya. Tahun 1999 ia mencalonkan
diri dan akhirnya berhasil menjadi
anggota DPRD Provinsi Jawa Timur
lewat partai PKU, begitupun pada
periode berikutnya, namun kali ini
lewat PPP. Karena ketika itu PKU
Jalur diskusi dan sepakat untuk bergabung dengan
PPP. Saat itu Farid melanjutkan
diplomatis untuk kuliah S3 nya di Universitas Airlangga
memperbaiki negeri di Surabaya, mengambil jurusan Ilmu
Ekonomi Moneter.
ini sudah tak bisa Tahun 2009 menjadi tahun
dilakukan. Saatnya terberat dalam hidup Farid. Sang
bunda yang selama ini menjadi
mahasiswa turun oranngtua tunggal bagi dirinya
ke jalan, menuntut foto : dokpri/iw mendapat vonis kanker oleh dokter.
Sejak saat itu ia berhenti dari
reformasi. berbagai aktivitas politiknya. Ia murni
Farid Alfauzi diwawancarai mengabdi dan melayani sang bunda
sejumlah wartawan untuk melawan penyakit tersebut.
54 l PARLEMENTARIA l EDISI 139 TH. XLVI - 2016

