Page 55 - MAJALAH 139
P. 55

Sayangnya, takdir berkata lain, satu   merupakan bagian dari BUMN yang   darmawisata ke Selecta, Malang
            setengan tahun setelah vonis dokter   harus ikut dikontrol pergerakannya.   akan dikurangi nilainya.”
            sang bunda menghembuskan nafas       “Saya ingin kedepan BUMN          “Apa hubunganya darmawisata
            terakhirnya.                      lepas dari intervensi politik, baik   dengan nilai ujian kelulusan. Saat
               Kepergian sang bunda menjadi   pemerintah maupun dewan. Biarlah   itu saya melihat sebagai sebuah
            pukulan tersendiri bagi Farid yang   BUMN sebagai entitas bisnis negara   ancaman. Saya berontak. Saya tidak
            sejak usia delapan bulan sudah    yang mandiri dan besar,” ujarnya.   ikut darmawisata,” paparnya.
            ditinggal meninggal sang ayah dan    Sementara itu dalam hal karir,    Saat pengumuman ujian kelas 6,
            hanya mengenal sosok bunda. Tak   Farid mengaku bahwa sejatinya karir   Farid kembali membuat ulah sebagai
            dapat dilukiskan kesedihan Farid,   atau jabatan yang ia miliki selama ini   protes ketidakikutan darmawisata.
            jiwanya goncang. Ia merasa separuh   hanyalah  sesuatu yang  “given” atau   Lembar amplop pengumuman
            jiwanya hilang berbarengan dengan   pemberian dari sang Khalik. Sehingga   kelulusan dan peringkat di kelas
            kepergian sang bunda menghadap    apa yang ia jalani selama ini adalah   miliknya dirobek Farid. Namun berita
            Illahi.                           berdasarkan “petunjuk” Illahi. Oleh   yang beredar berkembang bahwa
               Dalam kondisi kehilangan itu   karena itu ia mengaku tidak memiliki   Farid merobek ijazah. Akibat hal itu ia
            Farid mendapat banyak tawaran     target khusus terkait karir politik   sampai dipanggil menghadap Kepala
            untuk kembali masuk dunia politik.   atau jabatan dirinya.          Disdikbud saat itu.
            Namun ia menampik semuanya.                                            “Saya dan orangtua saya
            Beberapa tahun kemudian, disaat                                     dipanggil  ke Disdikbud. Akhirnya
            kondisi jiwanya sudah mulai tenang.                                 saya ceritakan bahwa yang saya
            Ia pun sudah mulai dapat menerima                                   robek bukan ijazah tapi lembar
            kepergian sang bunda, Farid mulai                                   pemberitahuan kelulusan. Itu saya
            membuka diri kembali berpolitik. Ia                                 lakukan  karena  saya  tidak  terima
            bergabung dengan partai Hanura                                      dengan ancaman itu, apa hubungan
            (Hati Nurani Rakyat).                   Saya dan orangtua           ikut darmawisata ke Selecta dengan
               Singkat cerita, tahun 2014 Farid     saya dipanggil ke           nilai ujian. Dari sana pun guru saya
            pun mendapat kesempatan untuk                                       mengakui kesalahannya,” kisah
            bertarung meraih kursi legislatif di    dikbud. Akhirnya saya       Farid.
            DPR RI. Langkah itu ia ambil setelah    ceritakan bahwa yang           Di masa SMP, kenakalan Farid
            mendapat “petunjuk” Illahi untuk                                    pun tidak berkurang. Farid dan
            memperjuangkan nasib masyarakat         saya robek bukan            beberapa teman sekelasnya
            di Dapilnya, Jawa timur II. Sebanyak    ijazah tapi lembar          menggoda salah seorang guru
            367  ribu  suara  ia  sumbangkan                                    baru yang masih muda dan cantik.
            untuk partai, dan secara pribadi ia     pemberitahuan               Saking seringnya digoda, guru
            memperoleh suara sekitar 150 an         kelulusan.                  tersebut menangis. Akhirnya Farid
            ribu suara. Dengan demikian Farid                                   pun dipanggil ke kantor Kepala
            pun berhasil melenggang ke Senayan                                  Sekolah.  Ia  dikenai  hukuman
            menjadi wakil rakyat.                                               berdiri depan kelas, bahkan ia pun
               Latar belakang pendidikan                                        sempat beberapa kali merasakan
            disertai pengalamannya dalam                                        pukulan penggaris kayu yang ada
            berbisnis membuat Farid di percaya                                  di kelasnya.
            untuk menjadi Wakil Ketua Komisi VI                                    “Saat itu saya tidak berani lapor
            DPR RI, yang membidangi masalah   Kenakalan Masa Anak-anak          atau mengadu ke ibu  dan  paman
            perindustrian, perdagangan dan       Jika di bangku kuliah, Farid aktif di   saya. Karena kalau mengadu malah
            BUMN. Sebagai  wakil  rakyat, ia   berbagai organisasi kemahasiswaan,   akan mendapat tambahan pukulan
            memiliki target jangka pendek,    tidak demikian halnya dengan yang   dari paman-paman saya itu. Berbeda
            membenahi BUMN lewat revisi       terjadi ketika di masa SD dan SMP.   dengan orangtua sekarang yang tidak
            Undang-undang BUMN, yang ia       Dimasa kanak-kanak itu Farid yang   terima  anaknya  dididik  dan diajar
            nilai sudah tidak sesuai dengan   mengaku memiliki pendirian keras   gurunya. Dulu orangtua saya sadar,
            kondisi  saat ini.  Salah  satunya   dan sedikit nakal. Salah satunya   guru memukul karena memang
            adalah yang terkait dengan anak   yang paling diingat Farid adalah   muridnya nakal dan sayang, karena
            perusahaan BUMN yang selama ini   ketika perpisahan kelasa 6 SD, salah   kalau tidak dihukum saya malah akan
            bebas dari pengawasan dewan dan   seorang guru yang merupakan wali   semakin nakal.  Jadi saat kejadian
            audit BPK. Padahal menurutnya     kelasnya di kelas 5 mengatakan    itu orang tua saya tidak tahu,”   (ayu, rnm)
            anak perusahaan BUMN itu juga     bahwa, “Siapa yang tidak ikut     pungkasnya n



                                                                         PARLEMENTARIA l  EDISI 139 TH. XLVI - 2016  l  55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60