Page 37 - MAJALAH 165
P. 37

Profil












































            Wakil Ketua BURT DPR RI Nurhayati Monoarfa bersama remaja di dapilnya


               Begitupun dengan cita-cita yang   kedua orang tuanya yang memilih   “Intinya sih tidak ada yang
            diinginkan sejak kecil. Neng kecil   berkarir dan mencari peruntungan di   berubah ya saat saya SMA, masih
            memiliki cita-cita yang berbeda   Jakarta. Neng pun sekolah di Sekolah   tetap disiplin, dan tidak boleh pulang
            dengan adik-adiknya. Jika sang adik   Menengah Pertama (SMP) Negeri 12   sekolah langsung main. Tapi di SMA
            ingin menjadi tentara mengikuti jejak   Jakarta Selatan.           orang tua saya memang sedikit sudah
            sang kakek, namun tidak demikian    Di ibu kota, sikap protektif kedua   memberikan kepercayaan pada saya
            dengan Neng kecil. Ia lebih memilih   orang tuanya pada Neng semakin   untuk lebih terbuka, bersosialisasi
            bercita-cita ingin menjadi dokter. Ia   ditingkatkan. Ia harus pulang tepat   dengan teman-teman, walaupun ada
            sangat senang melihat dokter lengkap   waktu, dan tidak boleh bermain   batasan-batasan yang ditetapkan.
            dengan seragam putihnya plus      sebelum pulang ke rumah. Kedua   Misalnya hanya boleh main dengan
            stetoskop yang tergantung di lehernya.   orang tua Neng tidak ingin anak   teman-teman hanya di hari sabtu
            Hal itulah yang kemudian menjadi   perempuan satu-satunya itu tergelincir   minggu, itupun sebelum maghrib
            inspirasinya ke depan.            dalam pergaulan yang tidak baik.   sudah harus sampai rumah dan
               “Saat itu saya tidak tahu politisi   Di sisi lain, diakui Neng, ketika itu ia   sebagainya,” jelas wanita kelahiran
            atau Anggota DPR. Yang saya tahu   sempat merasa tidak bebas. Pasalnya   Tasikmalaya ini.
            profesi itu polisi, tentara dan dokter.   sebagai remaja atau Anak Baru Gede   Duduk di bangku SMA, Nurhayati
            Kalau adik-adik saya karena cowok   (ABG) ia juga ingin seperti teman-  pun masih tetap fokus dengan cita-
            saat itu lebih bercita-cita ingin jadi   temannya bebas bermain.   citanya sejak kecil, yakni menjadi
            tentara atau polisi. Sementara saya   Namun, saat itu ia kembali   dokter. Tak heran saat itu ia memilih
            ingin sekali jadi dokter. Senang aja   menyadari bahwa semua aturan itu   untuk mengambil jurusan Biologi di
            lihat dokter pakai seragam putih bawa   dibuat kedua orang tuanya semata   SMA. Singkat cerita, manusia boleh
            stetoskop. Makanya ketika SMA saya   untuk kebaikan dirinya. Terlebih lagi   berencana tapi Tuhan juga yang
            memilih masuk jurusan Biologi,” aku   aturan itu sudah ditetapkan sejak ia   menentukan. Begitu lulus sekolah,
            Neng.                             kecil.                           entah kenapa tiba-tiba Neng lebih
                                                Sehingga ia sudah terbiasa dengan   memilih kuliah bahasa asing (Bahasa
            Hijrah Ke Ibukota                 aturan tersebut. Kondisi tersebut   Inggris) di salah satu perguruan tinggi
               Lulus dari Sekolah Dasar (SD)   berlanjut hingga ia duduk di bangku   di Jakarta.
            Sukarasa III Bandung, Neng pun    Sekolah Menengah Atas (SMA),        “Entah kenapa saat lulus SMA saya
            hijrah ke ibu kota Jakarta mengikuti   tepatnya di SMA Negeri 47 Jakarta.   malah tertarik untuk kuliah Bahasa


                                                                               165 XLVIII 2018  PARLEMENTARIA 37
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42