Page 31 - MAJALAH 202
P. 31

PR OFIL






                    Bahagia” merupakan satu
                    kata yang paling utama
                    diucapkan Anis saat ditanya
                    masa-masa kecilnya. Ya, Anis
            “ merasa bersyukur dilahirkan
            dalam keluarga besar yang penuh
            kehangatan dan kebahagiaan. Betapa
            tidak, terlahir sebagai anak pertama dari
            kedua orangtua yang juga merupakan
            anak pertama. Tak berlebihan jika
            kemudian, Ia sebagai cucu pertama
            di keluarga besarnya kerap menjadi
            perhatian bahkan bisa dikatakan  selalu
            mendapat prioritas dari kedua kakek
            nenek, serta om-om dan para tantenya.
              “Jadi, om saya yang belum menikah
            dulu kalau mereka habis gajian,
            sampai ngantri untuk ngajak saya
                                              Anis Byarwati di ruang kerjanya. Foto: Oji
            jalan-jalan. Misalkan hari ini giliran om
            ini ngajak ke mana, besok giliran om
            saya yang lainnya. Belum lagi kakek   bekerja, Ibu Anis tak lupa membaca   AKTIF ORGANISASI SEKOLAH
            dan nenek saya yang semuanya ada   dan mengoreksi tulisan Anis. Misalnya   Memasuki usia SMP, Anis tidak
            satu rumah dengan saya, seperti di   kurang kata penghubung dan    hanya dipilih menjadi Ketua Kelas,
            Asrama. Bisa dikatakan saya hidup   sebagainya.                    Ia pun mulai aktif di OSIS. Ya, kedua
            dikelilingi keluarga besar yang sangat   Melihat kemampuan anaknya yang   orangtua Anis memang sangat
            mencintai saya, atau penuh dengan   sudah bisa membaca dan menulis,   mendukung anak-anaknya, terutama
            cinta,” aku Anis Byarwati kepada   bahkan mengarang cerita itu, Ibu Anis   Anis untuk ikut berbagai kegiatan di
            Parlementaria.                    lalu memasukan anaknya ke sekolah   sekolahnya.
              Kondisi tersebut tidak serta merta   dasar (SD) meski saat itu ia belum   Memasuki dunia kampus, Anis yang
            membuat Anis menjadi pribadi yang   berusia lima tahun. Awalnya, Anis   sangat menyukai bidang ekonomi
            manja. Pasalnya, kedua orangtua Anis   ditolak kepala sekolah karena khawatir   dan akuntansi memilih untuk kuliah di
            meski sibuk bekerja, namun selalu   Anis tidak bisa mengikuti pelajaran SD,   Akademi Pimpinan Perusahaan (APP).
            memperhatikan dan ikut medidik    mengingat usianya belum genap lima   Di sana, ia bergabung dalam organisasi
            Anis yang saat itu masih menjadi   tahun. Singkat cerita, Ibu Anis berhasil   kampun Resimen Mahasiswa (Menwa)
            anak semata wayang. Sang Ibu yang   meyakinkan kepala sekolah tersebut,   dengan tujuan untuk melatih disiplin.
            seorang guru Taman Kanak-kanak    dengan catatan bahwa pihaknya tidak   Mengingat saat itu Menwa menjadi
            (TK) di bilangan Blok R Jakarta Selatan   mempermasalahkan jika kelak anaknya   salah satu organisasi kemahasiswaan
            tak lupa untuk tetap mengajarkan   tidak naik sekolah, karena tidak bisa   yang sangat rapih. Dengan kata lain,
            Anis menulis dan mengenal huruf dan   mengikuti pelajaran.         di jaman itu (tahun 1985-red) Menwa
            angka. Tak heran, belum sekolah, Anis   Di luar dugaan kepala sekolah, Anis   menjadi salah satu organisasi kampus
            kecil sudah bisa menulis dan membaca.   tidak hanya bisa mengikuti pelajaran,   yang benar-benar diberi kepercayaan
              Bahkan uniknya, saat kedua      tapi menjadi salah satu siswa dengan   untuk mengondisikan mahasiswa
            orangtuanya bekerja, Anis di rumah   nilai terbaik. Di SD, Anis mengikuti   sebagai generasi penerus untuk
            dibiasakan untuk menulis apa saja   kegiatan ekstrakulikuler drumband dan   memiliki kedisiplinan dan membentuk
            yang dilakukannya selama kedua    seni. Bahkan ia juga sempat menjuarai   jiwa ksatria.
            orangtuanya bekerja. Secara tak   lomba baca puisi tingkat SD. Dari sana,   Meski selalu mendukung segala
            langsung, hal itu tak hanya sekedar   proses belajar di sekolah Anis pun   aktivitas dan kegiatan Anis,
            membiasakan Anis lebih mengenal   lancar hingga berhasil menyelesaikan   bukan berarti kedua orangtuanya
            huruf dan angka, namun juga       sekolah, lulus SD dengan nilai yang   membebaskan sepenuhnya pergaulan
            melatihnya mengarang sebuah cerita   cukup baik. Saat itu mulai muncul   sang anak. Mereka tetap mengawasi
            (kisah nyata kegiatan yang dialaminya   keinginan dan cita-cita Anis untuk   dan menjaga Anis. Sang Ayah selalu
            di hari itu). Sore atau malam harinya,   menjadi seorang guru, mengikuti jejak   mengantar dan menjemput Anis
            sekembalinya kedua orangtuanya dari   kedua orangtuanya.           dimana pun berada. Termasuk ketika



                                                                        TH. 2021      EDISI 202      PARLEMENTARIA        31
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36