Page 23 - MAJALAH 110
P. 23
TKI,” tegas dia. Bandara padahal hanya satu koper. sangat besar.Sekarang mereka
“Bandingkan dengan pengusaha tidak ada sarana bekerja, tetapi
Sebagai contoh, putrinya, Jenaha- asing, mereka ekspor dengan kalau kita cipatakan peluang kerja
ra, mengikuti Ida Royani, baru seta- harga dolar dan dengan mudahnya dengan beberapa pabrik garmen
hun, dalam sebulan membuat baju, menjual ke luar negeri,” ucapnya. memanfaatkan desainer sendiri,
pendapatannya sudah ratusan juta akan menghasilkan devisa yang luar
dan itu baru untuk konsumsi dalam Itulah, kalau seorang Ida Royani, biasa,” ujarnya bersemangat. Kalau
negeri belum keluar negeri. Dari meski berbusa-busa tidak ada bisa masuk Senayan, maka akan
pengamatan jalan-jalan ke Semin- artinya. Namun kalau diijinkan Allah menjadi pemain, sekarang diakui
yak-Bali, semua toko sudah milik masuk DPR, mempunyai hak bicara hanya sebagai penonton.
orang asing. Ada orang Belanda, kepada Pemerintah bahkan memiliki
Amerika, Perancis dan Itali, padahal hak untuk memanggil menteri. Sebagai pelopor busana muslim
SDM yang mengerjakan itu adalah Sebagai disainer, kalau mau di Indonesia, Ida menunjukkan
orang-orang Indonesia. Semua show ke luar negeri harus bayar, perhatian media asing kepadanya.
busana di Mall Indonesia-merknya padahal setahu dia-semua sudah Beberapa media asing seperti Le
luar negeri– tetapi ternyata bikinnya ada dananya, dana promosi yang Monk Perancis, New York Time,
dan bahan bakunya di Indonesia. memang disiapkan untuk itu. Dia Seatle dari AS, BBC London, Radio
Itulah kecanduan orang Indonesia dengan tegas menolak, sebab sudah France, juga dari Radio Cina dan
pada merk asing, seperti kalau di- puluhan tahun menjadi disainer, Jepang, News Week dan TV Belanda,
beri busana merk Zara- seneng kan, tetapi disainer baru muncul, mereka datang ke sini dan mereka bilang,
ternyata bikinnya di Indonensia. mau bayar puluhan juta. “Dengan “Madame- seharusnya you dapat
tegas saya tolak, nggak mau bayar, Piagam Penghargaan- sebagai orang
Melihat kenyataan ini, dia mera- ngapain. Itu yang bikin gemes,” pertama kali berprestasi, because
sa gemes sekali, sudah 30 tahun tegasnya. of you “ sebab sekarang Indonesia
menekuni busana muslim, tetapi telah berbusana muslimah,” ujarnya
Pemerintah kurang mengembang- Busana muslim prospeknya sangat mengutip pers asing tersebut.
kan potensi yang ada ini. Ban- besar, untuk garmen ini ia bertekad
dingkan merk Zara, pemiliknya kini harus menjadi raja di negeri sendiri. Justru menurutnya, orang-orang
masuk salah satu orang terkaya di Bahkan kita bisa ekspor seperti Cina. luar yang mengapresiasi, sementara
dunia, merk dagangnya tersebar di bangsa sendiri tidak pernah menga-
seluruh dunia. Di Indonesia merk Sekolah Fashion presiasi. Mereka mengatakan, su-
tersebut diijinkan buka toko oleh dah melihat perkembangan Islam
pemerintah bahkan Pemda, se- Bila berhasil masuk Senayan, isteri di seluruh dunia dan perkembangan
hingga orang kita menjadi buruh pemusik Keenan Nasution ini busana muslimnya luar biasa. Di In-
di nege ri sendiri sementara mereka akan mengajak Pemerintah untuk donesia ada mantan penyanyi- Ida
menjadi raja di negeri orang. mendirikan sekolah fashion. Royani- yang memelopori busana
Sekolah bertaraf internasional muslim.
Ida mengaku bikin kerudung, tetapi terjangkau masyarakat. “ Kita
tetapi tidak di Indonesia melainkan ciptakan disainer-disainer muda, Ia mengisahkan pasangan duetnya
di luar negeri, karena orang kita bisa ekspor seperti Cina yang Benyamin S, aktor serba bisa Betawi-
Indonesia itu brand-minded- di menyerbu pasaran dunia. Kita rekrut setelah meninggal baru dikenang
Milan-Itali. Pernah anaknya di TKI tidak usah bekerja di luar negeri, kebesaran namanya. “Mungkin Ida
Australia ingin mencoba produk kita ciptakan banyak disainer, kalau Royani mati dulu, baru di apresied.
kerudungnya, tetapi terhambat di tercapai peluang masuknya devisa Di sini tunggu orang mati dulu baru
dihargai karyanya,” ungkapnya
Ida mengaku bikin kerudung, tetapi sambil tertawa dan menambahkan,
“ Saya malah tersanjung banget”.
tidak di Indonesia melainkan di luar negeri,
Sejak tahun 1970 berjuang mati-
karena orang Indonesia itu brandminded matian. Saya dulu menikah dengan
di MilanItali. Pernah anaknya di Australia anak raja Malaysia, memiliki seorang
ingin mencoba produk kerudungnya, tetapi anak. Sepupu dia, namanya Raja
Reza, seorang promotor busana
terhambat di Bandara padahal hanya satu muslim. Tujuh tahun lalu datang
koper. “Bandingkan dengan pengusaha asing, menjumpainya dan mengatakan
mereka ekspor dengan harga dolar dan dengan akan show busana muslim dunia,
bikin di Inggris, Dubai, Kualalumpur,
mudahnya menjual ke luar negeri,” ucapnya. Singapura – akibatnya dunia tahu
busana muslim itu dari Malaysia. Ini
PARLEMENTARIA EDISI 110 TH. XLIV, 2014 23