Page 27 - MAJALAH 110
P. 27
LAPORAN UTAMA
ngun itu. Saya lihat setidaknya ada
3 hal yang mendukung itu.
Yang pertama, masyarakat harus
mencari informasi sebesar-besarnya
tentang calon legislatif. Sebaiknya,
informasi ini disediakan oleh partai
maupun Komisi Pemilihan Umum
(KPU). Yang kedua, akses informasi
ini, harus diperluas dan dipermu-
dah, sehingga memungkinkan ma-
syarakat secara umum, dengan
semua klasifikasi sosial yang ada
di masyarakat, dapat mengakses
semua informasi yang dibutuhkan
itu.
Yang ketiga, kemampuan partai
politik untuk mengajak dan mendo-
rong masyarakat untuk mulai meng-
gunakan kesempatan Pemilu untuk
melakukan penghukuman ataupun
penghargaan kepada politisi. Yang
ini agak berat, karena berhubungan
dengan metode kampanye partai
politik itu sendiri. Kampanye dapat
dipergunakan oleh partai dalam
rangka membangun etos politik ke-
pada masyarakat atau yang sering
kita sebut sebagai pendidikan poli-
tik. Bukan hanya semata-mata un-
tuk memenangkan perolehan suara.
Yang terakhir ini, saya rasa me-
mang cukup sulit. Karena secara
umum, tabiat partai politik di In-
emilu legislatif 9 April Pemilu legislatif tak lama lagi. donesia masih seperti yang dulu.
2014 tinggal menghi- Apa yang perlu disikapi masyara- Kampanye konteksnya semata-mata
tung hari. Berbagai me- kat menjelang Pemilu 2014 ini? hanya untuk memenangkan suara,
dia kampanye telah dig- calon legislatifnya, dan yang utama
Pulirkan oleh para calon Kalau dari sisi masyarakatnya memenangkan partainya. Bukan
legislatif, seperti spanduk, brosur, adalah soal kemampuan mereka melaksanakan bagian tanggung
iklan televisi, hingga sosial media. untuk mendefinisikan kebutuhan jawab dirinya sebagai politisi dalam
Para caleg pun tak henti-hentinya Republik Indonesia ini. Jadi, bu- memberikan pendidikan politik ke-
“menjual diri” kepada masyarakat, kan hanya kebutuhan diri mereka pada masyarakat.
agar namanya dicoblos di kartu su- sendiri. Kebutuhan bangsa ini se-
ara. Tapi, apakah masyarakat dapat cara umum. Saya pikir, dengan pe- Pendidikan politik belum di-
memastikan pilihannya hanya de- ngalaman kita tiga kali pemilu, se- garap secara serius oleh pemer-
ngan melihat poster dan spanduk? dikit banyak mereka sudah paham intah. Akhirnya, Pemilu dilihat
apa saja yang menjadi kebutuhan sebagai pesta transaksional.
Parlementaria pun berkesempa- bangsa ini. Ironisnya, para caleg justru mem-
tan mewawancarai pengamat poli- beri ruang untuk itu. Bagaimana
tik Ray Rangkuti di sela-sela kesi- Dalam rangka itu, ada prasyarat Anda melihat hal ini?
bukannya menjadi narasumber di dari mereka untuk mengenali
berbagai media. Ray optimis, pasca- dan membuat definisi kebutuhan Pendidikan politik itu pelakunya
Pemilu akan banyak aktor baru yang bangsa ini, yang tidak bisa begitu ada tiga, yaitu Pemerintah, Komisi
bermunculan menghiasi wajah DPR saja muncul dari kecerdasan dan Pemilihan Umum (KPU), dan tentu
RI. Berikut petikan wawancaranya: pe ngalaman, tapi harus ada juga saja politisi itu sendiri. Saya melihat
semacam suasana yang memba- 2 dari 3 pelaku ini tidak mengarah ke
PARLEMENTARIA EDISI 110 TH. XLIV, 2014 27